SuaraSulsel.id - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kendari, Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Tenggara membantah adanya keterlibatan narapidana yang mengendalikan peredaran gelap narkoba sesuai pengakuan pengedar yang ditangkap jajaran Polres Kendari.
Kepala Lapas Kelas IIA Kendari Abdul Samad Dama di Kendari, mengatakan sejak membaca berita tentang penangkapan seorang pengedar narkoba oleh jajaran Polres Kendari yang dirilis pada Rabu (23/2) pihaknya langsung melakukan pengecekan nama di daftar narapidana.
"Saya sudah cek di sistem data base atau SDP tapi tidak ada nama DOR baik nama asli maupun nama panggilan. Tidak ada nama tersebut," kata dia saat diwawancara melalui telepon, Kamis 24 Februari 2022.
Dia menilai bahwa keterangan dari tersangka yang ditangkap jajaran Satuan Reserse Narkoba Polres Kendari sebagai dalih ataupun upaya mengalihkan bandar sabu-sabu di daerah itu.
"Bisa jadi itu hanya dalih dari para pengedar untuk mengaburkan atau mengalihkan perhatian," ujar Samad.
Ia juga mengaku bahwa dirinya telah menginstruksikan jajarannya agar melakukan penggeledahan di seluruh blok warga binaan pemasyarakatan, dimana hasil dari kegiatan itu pihaknya tidak menemukan alat komunikasi.
Samad juga melakukan pendekatan kepada seluruh warga binaan untuk mencari tahu nama tersebut namun tidak ada satu pun yang mengetahui nama itu.
"Kita juga mencari dari warga binaan tapi sebelumnya kami pura-pura saja menanyakan apakah ada nama itu atau tidak. Kalau memang ada warga binaan lain pasti akan menyebut tetapi berdasarkan pengecekan rata-rata mengaku tidak mengetahui nama itu," jelas Samad.
Dalam mencegah narapidana terlibat peredaran narkoba dari dalam lapas, Samad mengaku bahwa pemeriksaan blok dan kamar hunian warga binaan rutin dilakukan minimal satu minggu sekali bahwa dilakukan penggeledahan secara mendadak atau insidentil.
Baca Juga: 9 Potret Terbaru Istri Zul Zivilia, Tetap Bertahan Meski Suami Dipenjara 18 Tahun
"Selain itu kami juga sudah melakukan pemasangan alat pengacak jaringan atau jammer 12 unit di atas kamar warga binaan," katanya.
Sebelumnya, Kabag Ops Polres Kendari Kompol Jupen Simanjuntak didampingi Kasat Resnarkoba Polres Kendari IPTU Astaman merilis kasus penangkapan tindak pidana peredaran gelap narkoba pada Rabu (23/2) oleh seorang pria berinisial RF (26).
Jupen mengatakan tersangka ditangkap pada Kamis (17/2) lalu di Jalan Anawai Kelurahan Anawai, Kecamatan Wua-Wua, Kota Kendari sekitar pukul 15.30 WITA dengan barang bukti 23 paket diduga narkotika jenis sabu-sabu seberat 10,51 gram.
Jupen mengungkapkan bahwa tersangka RF mengaku kepada polisi baru pertama kali menerima paket sabu-sabu dari lelaki berinisial DOR yang berstatus narapidana Lapas kelas II A Kendari dengan imbalan Rp800 ribu setiap satu paket.
Akibat perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 114 ayat (2) subsider pasal 112 ayat (2) UU RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman paling singkat enam tahun penjara dan paling lama seumur hidup. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Nusron Wahid Bongkar 6 Isu Panas Pertanahan di Sulsel: Dari Sertifikat Wakaf hingga Konflik HGU
-
Oknum Polwan dan TNI Diduga Peras Sopir Rp30 Juta Terancam Hukuman Berat
-
Sindikat Curanmor Pulau Sulawesi Ini Sudah Beraksi di 100 TKP
-
Pelatih PSM Makassar Pelajari Kekuatan PSBS Biak
-
Ini Alasan LSM Laporkan Dua Guru Luwu Utara Sampai Presiden Harus Turun Tangan