SuaraSulsel.id - Proyek lahan untuk kehidupan atau Sustainable Landscape for Climate-Resilient Livelihoods (Land4Lives) di Sulawesi Selatan dimulai.
Ini merupakan proyek adaptasi dampak perubahan iklim. Kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Kanada, serta melibatkan mitranya, World Agroforestry (ICRAF).
Selain Sulsel, provinsi lain untuk memitigasi dampak perubahan iklim adalah Sumatera Selatan dan Nusa Tenggara Timur.
Pemerintah Kanada mengucurkan pendanaan senilai C$16,8 juta atau setara Rp190 miliar bagi proyek Lahan untuk Kehidupan untuk tiga provinsi tersebut.
WP3 Land4Lives James Roshetko mengatakan, pihaknya menetapkan Kabupaten Bone sebagai daerah dengan fokus adaptasi perubahan iklim di Sulawesi Selatan. Alasannya karena Bone adalah daerah aliran Sungai Walanae.
Kata James, Land4Lives ingin membangun ketahanan pangan. Terutama untuk komunitas rentan dan perempuan di Sulawesi Selatan. Daerah percontohan dimulai dari Kabupaten Bone.
Apalagi Bone punya keragaman ekosistem. Termasuk ekosistem pesisir yang rentan iklim.
"Kita ingin menghilangkan kelaparan dan mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik. Serta meningkatkan pertanian berkelanjutan. Oleh karena itu kami mendukung Bone untuk merancang ketahanan pangan, terutama bagi komunitas rentan dan perempuan," ujarnya pada kickoff kegiatan Lokakarya Lahan untuk Kehidupan, Kamis, 24 Februari 2022.
James mengatakan perencanaan pengelolaan bentang lahan yang tahan iklim akan mendorong kelestarian lingkungan. Di sisi lain, Land4Lives menyasar kesetaraan gender dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Untuk menerapkan skema agroforestri yang sejalan dengan konsep pekarangan pangan lestari.
Baca Juga: Studi Baru: Perubahan Iklim Meningkatkan Jumlah Penderita Gangguan Mental
"Konsep ini menerapkan pekarangan, lahan tidur atau lahan kosong yang tidak produktif sebagai penghasil pangan dalam memenuhi pangan dan gizi rumah tinggi serta berorientasi pasar untuk meningkatkan pendapatan," tambahnya.
Selain itu proyek Land4Lives mendorong masyarakat untuk mengadopsi praktik pertanian tanggap iklim (climate smart agriculture practice). Praktik itu diyakini dapat meningkatkan ketahanan warga dalam melawan perubahan iklim, terutama bagi petani rentan di Bone.
"Kami berharap Sulsel dapat berkontribusi untuk mengurangi emisi karbon karena proyek Land4Lives ini juga sejalan dengan tujuan dari mitigasi perubahan iklim," tukas James.
Sementara, Kepala Bappeda Bone Ade Fariq Ashar mengatakan, proyek ini akan memperkuat kapasitas komunitas rentan, termasuk di dalamnya perempuan dan anak-anak.
Proyek ini diharap bisa memitigasi, meningkatkan ketahanan pangan, sekaligus mampu beradaptasi dengan dampak buruk dari perubahan iklim, melalui partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan terkait lingkungan dan komunitas.
"Kerja sama ini akan berkontribusi pada upaya kami untuk mencapai target pembangunan sekaligus menjangkau masyakarakat untuk memperkuat penghidupan mereka melalui bentang alam yang lestari dan praktik pertanian cerdas iklim," ujar Ade.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
5 Ide Liburan Keluarga Anti Bosan Dekat Makassar Sambut Akhir Tahun
-
WNA Asal Filipina Menyamar Sebagai Warga Negara Indonesia di Palu
-
Pelindo Regional 4 Siap Hadapi Lonjakan Arus Penumpang, Kapal, dan Barang
-
Hutan Lindung Tombolopao Gowa Gundul Diduga Akibat Ilegal Logging
-
61 Ribu Bibit 'Emas Hijau' Ditebar di Sulsel