Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 24 Februari 2022 | 19:48 WIB
Kickoff kegiatan Lokakarya Lahan untuk Kehidupan di Sulawesi Selatan oleh World Agroforestry (ICRAF), Kamis, 24 Februari 2022 [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara Tambing]

SuaraSulsel.id - Proyek lahan untuk kehidupan atau Sustainable Landscape for Climate-Resilient Livelihoods (Land4Lives) di Sulawesi Selatan dimulai.

Ini merupakan proyek adaptasi dampak perubahan iklim. Kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Kanada, serta melibatkan mitranya, World Agroforestry (ICRAF).

Selain Sulsel, provinsi lain untuk memitigasi dampak perubahan iklim adalah Sumatera Selatan dan Nusa Tenggara Timur.

Pemerintah Kanada mengucurkan pendanaan senilai C$16,8 juta atau setara Rp190 miliar bagi proyek Lahan untuk Kehidupan untuk tiga provinsi tersebut.

Baca Juga: Studi Baru: Perubahan Iklim Meningkatkan Jumlah Penderita Gangguan Mental

WP3 Land4Lives James Roshetko mengatakan, pihaknya menetapkan Kabupaten Bone sebagai daerah dengan fokus adaptasi perubahan iklim di Sulawesi Selatan. Alasannya karena Bone adalah daerah aliran Sungai Walanae.

Kata James, Land4Lives ingin membangun ketahanan pangan. Terutama untuk komunitas rentan dan perempuan di Sulawesi Selatan. Daerah percontohan dimulai dari Kabupaten Bone.

Apalagi Bone punya keragaman ekosistem. Termasuk ekosistem pesisir yang rentan iklim.

"Kita ingin menghilangkan kelaparan dan mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik. Serta meningkatkan pertanian berkelanjutan. Oleh karena itu kami mendukung Bone untuk merancang ketahanan pangan, terutama bagi komunitas rentan dan perempuan," ujarnya pada kickoff kegiatan Lokakarya Lahan untuk Kehidupan, Kamis, 24 Februari 2022.

James mengatakan perencanaan pengelolaan bentang lahan yang tahan iklim akan mendorong kelestarian lingkungan. Di sisi lain, Land4Lives menyasar kesetaraan gender dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Untuk menerapkan skema agroforestri yang sejalan dengan konsep pekarangan pangan lestari.

Baca Juga: Jokowi: Perubahan Iklim Dunia Arahnya Makin Mengerikan, Semua Negara Sudah Ngeri Alami Bencana yang Sebelumnya Tidak Ada

"Konsep ini menerapkan pekarangan, lahan tidur atau lahan kosong yang tidak produktif sebagai penghasil pangan dalam memenuhi pangan dan gizi rumah tinggi serta berorientasi pasar untuk meningkatkan pendapatan," tambahnya.

Selain itu proyek Land4Lives mendorong masyarakat untuk mengadopsi praktik pertanian tanggap iklim (climate smart agriculture practice). Praktik itu diyakini dapat meningkatkan ketahanan warga dalam melawan perubahan iklim, terutama bagi petani rentan di Bone.

"Kami berharap Sulsel dapat berkontribusi untuk mengurangi emisi karbon karena proyek Land4Lives ini juga sejalan dengan tujuan dari mitigasi perubahan iklim," tukas James.

Sementara, Kepala Bappeda Bone Ade Fariq Ashar mengatakan, proyek ini akan memperkuat kapasitas komunitas rentan, termasuk di dalamnya perempuan dan anak-anak.

Proyek ini diharap bisa memitigasi, meningkatkan ketahanan pangan, sekaligus mampu beradaptasi dengan dampak buruk dari perubahan iklim, melalui partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan terkait lingkungan dan komunitas.

"Kerja sama ini akan berkontribusi pada upaya kami untuk mencapai target pembangunan sekaligus menjangkau masyakarakat untuk memperkuat penghidupan mereka melalui bentang alam yang lestari dan praktik pertanian cerdas iklim," ujar Ade.

Kata Ade, Bone juga sebelumnya sudah punya desa ketahanan pangan dan kampung iklim. Nantinya desa-desa tersebut akan didorong untuk menerapkan proyek Lahan untuk Kehidupan.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More