SuaraSulsel.id - Gerak ekstra cepat diperlukan untuk menyelesaikan pembangunan bendungan Pamukkulu dan irigasi Baliase di Sulawesi Selatan. Hal ini diungkapkan oleh Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Helson Siagian.
"Proyek bendungan ini harus selesai sebelum Oktober 2024. Dan untuk irigasi harus selesai pada 2023“, kata Helson saat memimpin rapat koordinasi percepatan pembangunan PSN Bendungan Pamukkulu dan Jaringan Irigasi Baliase, di Makassar, Kamis (10/2/2022).
Pembangunan dua proyek yang menjadi Program Strategis Nasional (PSN) tersebut sementara berhenti karena terganjal masalah pengadaan lahan dan sosial. Dimana status lahan untuk pembangunan bendungan Pamukkulu yang berada di non kawasan hutan di kabupaten Takalar dan Gowa seluas 593 hektare masih belum clear and clean.
Tercatat masih ada 305,43 hektare dan 47 hektare lahan yang belum dibebaskan. Sedangkan untuk proyek Irigasi Baliase, masih tersisa 29,04 hektare pengadaan tanah yang juga belum terselesaikan.
Mengatasi hal itu, ujar Helson, perlu langkah percepatan konsinyasi dalam proses administrasi dan komitmen pembiayaan dari DIPA Kementerian PUPR, terutama di Ditjen Sumber Daya Air.
"Sehingga pertentangan mekanisme konsinyasi antara Peraturan Mahkamah Agung dengan Permenkeu bisa segera diselesaikan," jelasnya.
Sementara terkait masalah sosial, menurut Helson, butuh pendekatan mendalam pada masyarakat dan bersinergi dengan TNI- Polri.
Sebagai informasi, kontrak pembangunan bendungan Pamukkulu ditandatangani pada November 2017, dan terbagi menjadi 2 paket konstruksi dengan anggaran masing-masing Rp 853 miliar dan Rp 811 miliar.
Bendungan ini memiliki kapasitas tampung maksimum 82,7 juta m3, dan akan memberi manfaat bagi irigasi seluas 6.150 ha, penyediaan air baku Kota Takalar sebesar 160 liter/detik, pengendalian banjir, konservasi air, pengembangan pariwisata, dan perikanan air tawar.
Sedangkan pembangunan daerah irigasi Baliase yang menelan anggaran sebesar Rp 215 miliar tersebut, diharapkan bisa mengembangkan potensi lahan hingga seluas 21.900 hektare.
Berita Terkait
-
Curhat Komunitas DAS Balantieng, Hulu Menyoal Kompensasi, Hilir Tuntut Ketegasan Polisi
-
Titik Terang Krisis Balantieng, RPDAS Dorong Aksi Pelestarian Demi Penyelamatan Sungai
-
Bahaya Mengintai di Sungai Balantieng dari Banjir hingga Tambang, Apa Dampaknya?
-
Tembus Proyek Strategis Nasional hingga Energi Hijau, Alumni UPN Angkatan 2002 Ini Banjir Apresiasi
-
Diresmikan Prabowo, Jembatan Ini Habiskan 10 Ribu Ton Semen
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Jadi Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia, John Herdman Punya Kesamaan Taktik dengan STY
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
Terkini
-
BPJS: Rumah Sakit Tidak Boleh Tolak Pasien Saat Libur Natal dan Tahun Baru
-
Jusuf Kalla Ungkap 'Musuh' Sebenarnya Pasca Banjir Sumatera dan Aceh
-
Demi 2 Karung Beras, Nenek 85 Tahun Sakit Parah Digendong ke Kantor Lurah
-
Akhirnya! Jalan Hertasning-Aroepala Diperbaiki Total, Sudirman: Bukan Tambal Sulam
-
Banjir Laporan Anggota Polisi Selingkuh, Begini Reaksi Mahfud MD