Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 09 Februari 2022 | 14:38 WIB
Prof Yahya A Muhaimin Guru Besar Universitas Gadjah Mada Mantan Mendiknas RI mengembuskan nafas terakhirnya dalam usia 79 tahun di Purwokerto, Jawa Tengah pada Rabu (9/2/2022) [SuaraSulsel.id/Antara]

SuaraSulsel.id - Prof Yahya A Muhaimin yang juga Guru Besar Universitas Gadjah Mada tersebut mengembuskan nafas terakhirnya dalam usia 79 tahun di Purwokerto, Jawa Tengah pada Rabu (9/2/2022) pukul 10.15 WIB.

Sekretaris Majelis Pendidikan Dasar Menengah (Dikdasmen) Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Alpha Amirrachman, menyatakan bahwa almarhum mantan Mendiknas Prof. H. Yahya A Muhaimain adalah sosok ilmuwan berintegritas.

"Almarhum Prof Yahya A Muhaimin merupakan sosok ilmuwan berintegritas, manajerial yang andal dan sangat peduli pada kemajuan pendidikan di Tanah Air,” katanya dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Rabu 9 Februari 2022.

Ia menyampaikan duka cita yang mendalam atas berpulangnya Prof. H. Yahya A Muhaimain.

Baca Juga: Mantan Mendikbud Era Gus Dur, Yahya Muhaimin Wafat, Haedar Nashir: Beliau Sosok Intelektual yang Teladan

Menurutnya, almarhum merupakan tokoh Muhammadiyah, menjadi anggota PP Muhammadiyah periode 2000-2005. Setelah sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pendidikan Nasional pada era pemerintahan Presiden Abdurrahman "Gus Dur" Wahid (1999-2001).

“Almarhum juga pernah menjadi Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah. Legasi almarhum di bidang pendidikan akan selalu kami kenang dan menjadi rujukan penting bagi setiap kebijakan pendidikan di Majelis Dikdasmen. Semoga almarhum husnul khatimah, keluarga diberikan kesabaran,” kata Alpha Amirrachman.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Mantan Menteri Pendidikan periode 1999-2001 Prof. Yahya Muhaimin dan menyatakan bahwa sosoknya merupakan intelektual teladan.

"Beliau adalah guru dan tokoh kami yang rendah hati, bergaul dan ramah menyapa kepada kader muda Muhammadiyah. Beliau sosok intelektual teladan yang menunjukkan kata sejalan tindakan. Meski kritis tetap rendah hati dan tidak tampak aura arogansi dengan keilmuannya yang mumpuni," ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.

Haedar mengatakan Prof. Yahya telah membangun pondasi baik bagi organisasi maupun untuk kajian akademis di Indonesia. Sebagian besar karya-karyanya menjadi rujukan para akademis.

Baca Juga: Kecam Sikap Aparat Polisi ke Warga Desa Wadas, Muhammadiyah Tegas Sampaikan 6 Poin Pernyataan

Haedar bercerita ketika buku dari disertasinya mengusik orang di sekitar istana yang berusaha menggugatnya, tetapi Almarhum menempuh jalan yang dianggapnya baik tanpa konfrontasi.

Karya puncak intelektualnya tetap menjadi rujukan penting para pengkaji ekonomi politik Indonesia, yang membalik teori Marxisme.

"Ketika saya studi S2 dan S3 di UGM, beliau banyak memberikan perhatian dan dukungan, disertai pesan-pesan kearifannya yang elegan dan tanpa terkesan menggurui," kata dia.

Menurut Haedar, kepribadian Prof. Yahya begitu moderat dan santun tanpa dibuat-buat, menunjukkan sikap asli pada umumnya kader dan tokoh Muhammadiyah yang menghayati Kepribadian Muhammadiyah.

"Selamat jalan Pak Yahya Muhaimin, jejakmu adalah suluh kecendekiawanan yang autentik bagi kami. Semoga almarhum husnul khatimah, diterima amal ibadahnya, diampuni kesalahannya, dan ditempatkan di jannatun na'im," kata Haedar.

Selain mantan Menteri Pendidikan, Prof. Yahya pernah menjadi Ketua Majelis Dikti PP Muhammadiyah, Anggota PP Muhammadiyah periode 2000-2005, dan Atase Dikbud di Washington DC Amerika Serikat. (Antara)

Load More