Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 02 Februari 2022 | 08:50 WIB
Ilustrasi Perempuan dan Laki-Laki (pexels)

SuaraSulsel.id - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mendorong warga laki-laki untuk menjadi pelopor. Dalam memberikan perlindungan dan pemberdayaan terhadap perempuan untuk kesetaraan gender.

"Peran laki-laki atau kaum Adam sangat penting dalam tercapainya pembangunan kesetaraan gender," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Sulteng Ihsan Basir di Palu, Selasa 1 Februari 2022.

Ia mengatakan perempuan memiliki potensi dalam berbagai bidang di antaranya ekonomi dan bisnis, politik, dan sebagainya. Akan tetapi, potensi itu, dapat berkembang bila memiliki ruang ekspresi dan akses.

Hal itu, menurut DP3A Sulteng, harus mendapat dukungan dari kaum Adam atau laki-laki, dalam membantu pemberdayaan perempuan dalam bidang-bidang tersebut.

Baca Juga: Terekam CCTV, Perempuan Asing Banting Dagangan Orang Pinggir Jalan, Kelar Langsung Ngacir Pakai Motor

Oleh karena itu, DP3A Sulteng menggagas dan memaksimalkan program aliansi laki-laki peduli perempuan dan anak bertajuk "Alapura". Lewat program itu, Pemerintah Provinsi Sulteng lewat DP3A akan menggencarkan pembangunan paradigma kaum Adam, mengenai pentingnya keterlibatan laki-laki dalam pemberdayaan perempuan.

"Laki-laki adalah pelopor utama, bukan terlapor utama. Nah, cara berfikir atau perspektif ini yang harus diubah bahwa laki-laki menjadi pelindung bagi perempuan dan anak," ucap Ihsan Basir.

"Dengan terbangunnya kesadaran dan perubahan paradigma kaum Adam untuk melindungi perempuan, maka upaya membangun kesetaraan gender dapat dicapai, sekaligus sebagai upaya akhiri kekerasan terhadap perempuan," sebutnya.

DP3A Sulteng lewat program tersebut, sekaligus mendorong laki-laki menjadi pelopor akhiri kekerasan terhadap perempuan. Hal itu karena, kasus kekerasan terhadap perempuan di Sulteng cenderung tinggi.

Melalui sistem informasi daring perlindungan perempuan dan anak (Simfoni-PPA), DP3A Provinsi Sulteng juga menyebut pada periode Januari - November 2021 telah terjadi 477 kasus kekerasan, terdiri atas 105 kasus laki-laki sebagai korban, dan 437 kasus perempuan sebagai korban.

Baca Juga: Ramai Bahasan Dorce Gamalama, Kini MUI Bersuara Soal Keharusan Umat Muslim Dimakamkan Sesuai Kodrat

Menurut DP3A Sulteng dari jumlah kasus tersebut, berdasarkan tempat kejadian, perempuan lebih sering mengalami kekerasan di dalam rumah tangga atau KDRT. (Antara)

Load More