Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 27 Januari 2022 | 15:24 WIB
Dekan Sekolah Pascasarjana Unhas Prof Jamaluddin Jompa [SuaraSulsel.id / Istimewa]

SuaraSulsel.id - Prof Jamaluddin Jompa meraih suara tertinggi pada pemilihan rektor Universitas Hasanuddin periode 2022-2026. Jamaluddin Jompa berhasil meraup 11 suara dibanding dua rivalnya, yakni Farida Patittingi 9 suara dan Budu 5 suara.

Siapa Jamaluddin Jompa? Jamaluddin Jompa lahir di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, pada 8 Maret 1967. Ia saat ini menjabat sebagai Dekan Pasca Sarjana Unhas dan dosen Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan.

Jamaluddin Jompa adalah profesor di bidang ekologi laut dengan pengalaman penelitian yang cukup banyak dalam biologi terumbu karang dan banyak bekerja bersama masyarakat pesisir.

Jamaluddin bercerita, sejak kecil, ia kerap berpindah-pindah sekolah. Ia harus mengikuti ayahnya yang berprofesi sebagai tentara.

Baca Juga: Ketua MWA: Pemilihan Rektor Unhas Demokratis, Tidak Ada Intervensi

Waktu Sekolah Dasar, Jamaluddin Jompa menempuh pendidikan di Sampeang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Belum tamat, ia harus pindah sekolah lagi ke Kabupaten Pinrang.

Hingga SMA, Jamaluddin Jompa menghabiskan waktunya di Pinrang. Ia adalah alumni SMAN 2 Pinrang.

Jamaluddin mengaku suka belajar soal pengetahuan alam termasuk laut sejak sekolah dasar. Ia kemudian mendaftar pada Jurusan Perikanan Universitas Hasanuddin.

Dari situ, Jamaluddin mendalami soal ilmu kelautan dan perikanan. Ia fokus meneliti soal terumbu karang dan ekologi pesisir.

Ia pernah menjabat sebagai anggota penasihat bidang ekologi kelautan untuk Menteri Kelautan dan Perikanan, Republik Indonesia. Sejumlah publikasi internasional dan buku-buku juga ia hasilkan. Bekerja sama dengan para peneliti dan organisasi internasional.

Baca Juga: Prof Jamaluddin Jompa Rektor Unhas Periode 2022 - 2026

Jamaluddin meraih gelar masternya dari McMaster University (Kanada) dan gelar doktoral dari James Cook University (Australia). Selama karirnya, Prof JJ, sapaannya juga menduduki sejumlah posisi strategis.

Beberapa di antaranya adalah Direktur Pusat Penelitian dan Pengembangan Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Universitas Hasanuddin, Ketua Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Komite Koordinasi Nasional CTI (Coral Triangle Initiative), Anggota Dewan Coral Triangle Center (CTC), Anggota Komisi Nasional untuk Penilaian Stok Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, dan pada 2015 ia terpilih sebagai Presiden Akademi Sains Muda Indonesia (ALMI). Ia juga memegang gelar sebagai Pew Fellows for Marine Conservation Project 2019, yang diberikan oleh The Pew Charitable Trusts.

Apa yang akan dilakukan untuk Unhas Kedepannya?

Setelah terpilih menjadi Rektor Unhas, Jamaluddin Jompa mengaku punya sejumlah program prioritas kedepannya. Termasuk memajukan Unhas dan rencana program kerja yang merujuk pada rencana pengembangan Unhas 2030.

Menurutnya, menjadi rektor sama seperti seorang nakhoda di kapal besar. Bagaimana untuk berlayar di era yang semakin kompleks.

"Kita harus mampu bekerja sama dalam memadukan aneka bakat dan segenap potensi sumber daya yang ada," ujarnya.

Ia mengatakan akan berpedoman pada visi misi Kemendikbud Ristek. Program kerja strategisnya akan disinkronkan berdasarkan 5 pilar, yakni pendidikan, penelitian, pengabdian, reputasi Unhas, dan Unhas PTNBH.

"Yang paling utama adalah penguatan kultur belajar yang dinamis dimana hal tersebut sejalan dengan konsep Kampus Merdeka Belajar," kata Jamaluddin.

Kemudian, penguatan budaya mutu pembelajaran yang berkelanjutan, pengembangan pembelajaran berbasis riset, penguatan internasionalisasi pendidikan, pengembangan bakat dan minat mahasiswa, serta support sistem unggul bagi proses pembelajaran.

Sementara, untuk program Pascasarjana akan ditransformasikan dalam berbagai strategi. Antara lain penguatan peran mahasiswa Pascasarjana sebagai tim peneliti Unhas dan pengembangan kerja sama internasional.

"Kemudian bagaimana untuk meningkatkan jumlah dana penelitian, pengembangan kemitraan, memperbaiki fasilitas pendukung seperti laboratorium, studio, dan lab lapangan, perbaikan sistem intensif, meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam penelitian dosen, serta upaya strategis lainnya," jelasnya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More