Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 30 Desember 2021 | 10:29 WIB
Komodo di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur [SuaraSulsel.id/Dokumentasi KSP]

Selama berada di lokasi, belasan komodo berjemur santai di tanah. Satwa purba yang sudah ada sejak 3,5 juta tahun lalu itu tidak terganggu dengan kehadiran manusia.

Hanya ada satu bagunan menjejak tanah yang digagas untuk museum, toilet, dan pengamatan langsung komodo dari jarak lebih dekat.

Yang menarik dalam pembangunan sarana ini, terlihat sangat memperhatikan kondisi layaknya habitat asli. Sebelumnya, pengunjung di Pulau Rinca harus melewati jalan setapak di tanah.

Sejumlah bangunan yang dulu dipakai untuk pos penjagaan dan tempat pengamatan bagi para ilmuwan, kini sudah dibongkar.

Baca Juga: 10 Tempat Wisata di Indonesia yang Terkenal: Bunaken Hingga Ujung Kulon

Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur [SuaraSulsel.id/Dokumentasi KSP]

Sementara sarana yang dibangun saat ini, memberi ruang gerak lebih bebas pada komodo. Jalan setapak yang diubah menjadi elevated track, bakal mengurangi persimpangan langsung antara komodo dan manusia. Bagunan bagi staf taman nasional dan peneliti, sekarang dibuat melayang.

“Saya melihat ini masalah disinformasi ke publik,” kata Agung Rulianto, Tenaga Ahli Utama yang memimpin tim KSP di lapangan.

Informasi yang disebar dikaitkan dengan film Jurrasic Park yang menggambarkan tragedi captivating animal, langsung membuat kesan horor.

“Padahal situasi di sini, komodo, rusa, dan babi hutan bebas berkeliaran,” kata Agung, Kamis 30 Desember 2021.

Kepala Balai Taman Nasional Komodo (TNK) Lukita Awang Nistyantara yang mendampingi selama kunjungan, menyebutkan bahwa sarana yang dibangun sengaja mengambil jalur yang tidak terdapat sarang komodo.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Tempat Wisata di Indonesia Terpopuler, Liburan Yuk

Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur [SuaraSulsel.id/Dokumentasi KSP]

“Di sini (Pulau Rinca) terdapat 1.300 Individu. Dari data kami 2002-2021 sejauh ini populasinya stabil,” kata Lukita. Sehingga dia memastikan pembangunan sarana tidak berpengaruh pada menurunnya populasi komodo.

Load More