Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 03 Desember 2021 | 15:31 WIB
Pemerhati lingkungan Idham Malik. Alumni Fakultas Perikanan Universitas Hasanuddin [SuaraSulsel.id/Unhas]

Pola pikir masyarakat masih cenderung ekonomi dengan isu lingkungan yang masih bersifat marginal. Bukan hanya masyarakat, namun semua kalangan yang melihat bahwa lingkungan merupakan bukan hal yang penting dan masih lebih kuat pertimbangan ekonominya.

"Persoalan lingkungan bisa dibilang masih sekedar promosi, gaya-gayaan dan sebagainya. Padahal ini merupakan masalah kesadaran, gaya dan pandangan hidup. Akan susah berubah kalau pandangan hidupnya yang masih materialistik, boros. Orang peduli lingkungan harusnya sederhana. Peduli lingkungan itu selaras dengan gaya hidup yang sederhana," tambah Idham.

Idham berharap, generasi muda mampu membuka diri terhadap berbagai perubahan lingkungan yang berdampak bencana, misal terjadinya longsor, banjir, dan kekeringan.

Kaum muda agar membuka mata dan kesadaran bahwa ada faktor penyebab terjadinya hal tersebut. Artinya tidak sekadar peduli, tapi membuka diri, mencari penyebab, lalu kemudian melakukan aksi kecil sederhana, apapun itu.

Baca Juga: Fakultas Pertanian Unhas Kenalkan Sagu Sebagai Pangan Sehat Kaum Milenial

Seperti mengurangi gaya hidup konsumtif, mengikuti gerakan relawan. Langkah kecil lainnya, tidak membuang sampah sembarangan.

Load More