Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 08 November 2021 | 16:09 WIB
Google Doodle hari ini Senin, 8 November 2021 menampilkan wajah Roehana Koeddoes. Saat membuka laman mesin pencari Google [SuaraSulsel.id/Tangkapan layar Google]

Keinginan dan semangat belajarnya yang tinggi membuat Roehana cepat menguasai materi yang diajarkan ayahnya Di umurnya yang masih lima tahun saja, Roehana sudah bisa menulis dan membaca, dan juga dapat memahami abjad latin, arab, dan arab melayu. Tak hanya itu, ia fasih berbahasa belanda kala usianya masih delapan tahun.

Saat ayahnya ditugaskan ke Alahan Panjang, Roehana belajar menyulam, menjahit, merenda, dan merajut yang merupakan keahlian perempuan Belanda. ia banyak membaca majalah terbitan Belanda yang memuat berbagai berita politik, gaya hidup, dan pendidikan di Eropa yang sangat digemari Roehana. Saat Belanda meningkatkan tekanan dan serangannya pada kaum pribumi, Roehana turut membantu pergerakan politik dengan tulisannya yang membakar semangat juang para pemuda.

Roehana wafat pada 17 Agustus 1972 itu mengabdikan dirinya kepada bangsa dan negara, serta menjadi kebanggaan bagi kaum hawa yang diperjuangkannya. ketika merantau ke Lubuk Pakam dan Medan, dia mengajar dan memimpin surat kabar Perempuan Bergerak. Setelah kembali ke Padang, ia menjadi redaktur surat kabar Radio yang diterbitkan Tionghoa-Melayu di Padang dan surat kabar Cahaya Sumatra.

Roehana Koeddoes menghabiskan 88 tahun umurnya dengan beragam kegiatan yang berorientasi pada pendidikan, jurnalistik, bisnis, bahkan politik.

Baca Juga: Google: Orang Indonesia Makin Banyak Main Game di Ponsel Selama Pandemi

Roehana juga menciptakan berbagai tulisan yang mengabadikan keresahannya atas nasib perempuan kala itu. Ia ingin wanita mendapatkan pendidikan dan penghargaan yang pantas untuk mereka. Dirinya sangat tahu bahwa sampai akhir hayat seorang wanita tak akan sama dengan lelaki walaupun memiliki tugas dan kewajiban yang sama. Ia berharap penetapan fungsi wanita di masyarakat sesuai dengan kodrat wanita yang ditetapkan oleh Tuhan.

Selama hidupnya ia menerima penghargaan sebagai Wartawati Pertama Indonesia (1974), pada Hari Pers Nasional ke-3, 9 Februari 1987, Menteri Penerangan Harmoko menganugerahinya sebagai Perintis Pers Indonesia. Dan pada tanggal 6 November 2007 pemerintah Indonesia menganugerahkan Bintang Jasa Utama.

Load More