Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Minggu, 31 Oktober 2021 | 20:13 WIB
Suasana saat petugas TRC BPBD Kota Palopo tangani bencana banjir di Palopo. [Dok.TRC BPBD Palopo]

SuaraSulsel.id - Dua kelurahan di Kota Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan dikabarkan terdampak bencana banjir. Lokasi banjir diketahui berada di Kelurahan Pentojangan dan Kelurahan Salubattang, Kecamatan Telluwanua.

Ketua TRC Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palopo, Zulkifli Sukirman mengatakan bencana banjir di dua keluarahan tersebut awalnya terjadi di Kelurahan Pentojangan, Kecamatan Telluwanua, Kota Palopo pada Sabtu malam 30 Oktober 2021. Kondisi air yang naik di lokasi itu berada sekitar 30 centimeter hingga 1 meter.

"Kalau tadi malam akibat intensitas hujan yang lebat yang terdampak di Kelurahan Pentojangan. Tapi tidak berlangsung lama karena hujan cepat reda sehingga air yang meluap hanya sampai di jalan," kata Zulkifli saat dikonfirmasi SuaraSulsel.Id, Minggu (31/10/2021).

Sialnya, air tersebut malah berimbas ke Kelurahan Salubattang, Kecamatan Telluwanua, Kota Palopo. Kata Zulkifli, banjir di lokasi tersebut terjadi pada Minggu 31 Oktober 2021 pukul 10.00 Wita hingga pukul 14.00 Wita.

Baca Juga: Kapolsek Dumai Gendong Lansia yang Terjebak Banjir

"Jadi tadi itu di Maropo, di dalam air sampai di pinggang orang dewasa," terangnya.

Menurutnya, dua kelurahan yang terdampak di Kecamatan Telluwanua, Kota Palopo tersebut memang telah menjadi langganan banjir setiap kali terjadi hujan lebat. Penyebabnya, karena siklus atau perputaran air yang berada di dua wilayah tersebut memang seperti itu.

"Karena memang siklusnya di sana begitu karena Kelurahan Pentojangan itu ada di depan, sebelah luar. Terus Kelurahan Salubattang di sebelah dalam dan aliran sungainya itu kan satu."

"Jadi makanya kalau di Pentojangan naik, delapan jam kemudian baru bisa naik di Salubattang. Itu pun juga kalau ketemu air yang pasang. Iya, imbasnya ke sana karena aliran sungainya satu," tambahnya.

Ia menjelaskan bencana yang terjadi pada akhir Oktober 2021 di Kota Palopo tersebut bukanlah bencana banjir bandang. Melainkan, hanya hujan lebat yang disertai angin kencang hingga menimbulkan banjir.

Baca Juga: Musim Hujan, Hindari 4 Dampak Motor Masuk Genangan Banjir

"Dia kayak hujan disertai angin kencang, bukan banjir bandang. Dia hanya pas ketemu seperti badai dengan hujan yang cukup deras sehingga ada lokasi yang memang bisa dibilang langganan ya di daerah situ Telluwanua," jelasnya.

Akibat bencana itu, terdapat sejumlah rumah warga yang terendam banjir. Hanya saja, ia belum mengetahui persis berapa jumlah rumah yang terendam karena pihaknya masih melakukan asesmen.

"Kami mau cocokkan data dengan pihak kelurahan. Tapi kalau dilihat kondisinya tadi malam di Kelurahan Pentojangan hampir seluruh Kelurahan Pentojangan yang terimbas. Saya juga belum tahu persis berapa jumlah rumah di Pentojangan tapi ada 100 lebih kayaknya itu rumah," paparnya.

Sedangkan untuk korban jiwa, kata dia, saat ini masih nihil. Hanya ada dua orang warga yang merupakan sepasang suami istri yang dievakusi oleh petugas karena terdampak bencana. Semua ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan agar tidak ada korban jiwa yang ditimbulkan.

"Tadi malam yang kami ungsikan ada dua orng suami istri. Dievakuasi ke rumah keluarganya sendiri. Bukan di tempat pengungsian karena dia tidak mau. Kan daerah di situ masih satu rumpun keluarga semua. Dia minta supaya dievakusi di rumah keluarganya," ujarnya.

Sementara, di Kelurahan Salubattang, Kecamatan Telluwanua, Kota Palopo yang terkena imbas banjir dikabarkan ada dua Rukun Warga (RW). Petugas yang berada di wilayah itu juga masih melakukan asesmen.

"Teman juga masih ada di lapangan makanya kami masih asesmen di sana. Tidak diungsikan karena persoalannya mereka mungkin faktor sudah terbiasa karena langganan mereka tidak diungsikan," bebernya.

Selain itu, juga ada dua rumah warga yang rusak akibat tertimpah pohon dan sebuah jembatan yang diketahui merupakan Jalan Trans Sulawesi yang menghubungkan antara Kota Palopo dan Kabupaten Luwu Utara yang miring akibat bencana banjir yang terjadi di Kota Palopo, Sulsel.

"Sampai saat ini info yang masuk ke kami ada dua rumah, karena untuk saat ini kami terfokus pembersihan pohon ke fasilitas umum dan akses jalan protokol."

"Itu jembatan miring karena mungkin di bawahnya itu tanahnya sudah tergerus sehingga jalan raya di ujung jembatan itu agak retak. Tapi itu sebenarnya masuk di wilayah Luwu bukan di wilayah Kota Palopo karena di sebelah utaranya. Tapi memang itu Jalan Trans yang menghubungkan antara Kota Palopo dan Luwu Utara. Makanya sampai saat ini belum bisa dilalui oleh mobil-mobil besar takutnya tambah ambruk turun kan," katanya.

Saat ditanyakan upaya apa saja yang akan dilakukan petugas untuk dapat menangani bencana banjir di Kota Palopo, Zulkifli mengaku belum mengetahui hal itu karena masih menunggu instruksi dari pimpinan.

"Untuk sementara saya belum bisa berikan informasi ke sana karena itu mungkin ranahnya pimpinan. Kita hanya mengantisipasi jangan sampai ada korban jiwa di lapangan. Jadi untuk ke sananya itu mungkin nanti ada kebijakan-kebijakan dari pimpinan untuk membuat solusi," terangnya.

Saat ini, kata dia, kondisi air di Kelurahan Pentojangan dan Kelurahan Salubattang, Kecamatan Telluwanua, Kota Palopo tersebut perlahan sudah mulai surut.

"Laporan teman-teman di lapangan air sudah mulai surut. Kalau di Kelurahan Pentojangan itu tadi subuh mulai surut dan di Salubattang demikian," tandasnya.

Kontributor : Muhammad Aidil

Load More