SuaraSulsel.id - Komoditas kelapa, jeruk, padi dan jagung didorong supaya menjadi gerbang utama komoditas pertanian d Takalar, Sulawesi Selatan. Hal ini dipandang Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bisa memenuhi kebutuhan Indonesia bagian timur.
Sektor pertanian kata Mentan menjadi penting karena selama pandemi berlangsung selalu menjadi bantalan pada perekonomian nasional.
"Yang jelas kita harus bisa survive karena cuma pertanian yang menyangga 2 tahun ekonomi indonesia. kami yang tumbuh 16,2 yang lain minus, ekspor naik 15,46 itu hanya ada di jaman orde baru. Jadi sektor pertanian itu sangat menjanjikan. Dan kalau saja semua desa di Takalar ini punya kelapa, jeruk dan padi maka selesailah urusan kita di Sulawesi," ujar Mentan di Desa Galesong, Takalar, Sulawesi Selatan, Sabtu, 30 Oktober 2021.
Mentan mengatakan, pertanian di era sekarang sudah semakin maju dan modern. Bahkan, pemerintah sedang berupaya membuka akases pasar dunia yang lebih luas lagi. Menurut Mentan, yang dibutuhkan saat ini tinggal kemauan. Mau berusaha dan mau berkorban.
"Dan pertanian itu hanya 100 hari kok. Artinya 100 hari sudah bisa kita lihat hasilnya. Kalau kita tanam padi sekarang, tanam jagung sekarang 3 bulan kemudian sudah untung bapak. Lalu kalau mau lihat hasilnya tanam yang banyak 100 hektare 200 hektare. Supaya bisa kita hitung juga industrinya," katanya.
Bukan hanya itu saja, Mentan mengatakan pemerintah melalui Kementan juga terus melakukan pendampingan dan pelatihan terhadap jutaan petani milenial. Mereka dilatih cara mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta dilatih membuka market pasar yang lebih luas.
"Namun perlu diingat juga, harus ada tanggungjawabnya pak, harus ada CPCL (calon petani calon lahan). Dan semua boleh masuk. NTT boleh, flores boleh, Sulawesi boleh bahkan papua juga boleh. Yang tidak boleh itu hanya korupsi bapak," katanya.
Mentan mengingatkan bahwa tahun berikutnya persoalan dunia semakin kompleks. Ia mencontohkan bahwa terdapat informasi yang memungkinkan kandungan air di bumi semakin sedikit. Hal itu terjadi karena kondisi perubahan cuaca akibat kondisi planet yang rusak.
"Terakhir sekali ini cuaca lagi jelek, planet lagi rusak. Kemungkinan tahun depan kita melihat air tidak seperti mengalir nya air sekarang. akan ada kesulitan air, global warming itu menjatuhkan dan meruntuhkan gunung-gunung es, sehingga terjadi kenaikan air permukaan dan menginstrusi. Ini berbahaya. Dan yang bisa mengikat semua ini hanya tanaman bapak, hanya sektor pertanian," tutupnya.
Berita Terkait
-
Adu Mewah Fasilitas Vanessa Nabila dan Nayunda Nabila dari Pejabat, Diisukan Punya Hubungan Spesial
-
Agroteknologi Belajar Apa? Latar Belakang Pendidikan Melody Laksani Dinilai Cocok Bantu Kementan
-
Apakah Petani Milenial Digaji? Nominal Menggiurkan Bisa Tembus Double Digit!
-
Mau Gaji Rp10 Juta per Bulan? Buruan Cek Cara Daftar Petani Milenial 2024!
-
Sebut Nama Firli dan Ghufron Soal Pertemuan dengan Pihak Berperkara, Kuasa Hukum Alex: Integritas Pimpinan KPK Teruji
Terpopuler
- Mees Hilgers: Saya Hampir Tak Melihat Apa Pun Lagi di Sana
- Coach Justin Semprot Shin Tae-yong: Lu Suruh Thom Haye...
- Jurgen Klopp Tiba di Indonesia, Shin Tae-yong Out Jadi Kenyataan?
- Saran Pelatih Belanda Bisa Ditiru STY Soal Pencoretan Eliano Reijnders: Jangan Dengarkan...
- Elkan Baggott Disuruh Kembali H-1 Timnas Indonesia vs Arab Saudi: STY Diganti, Lu Bakal Dipanggil
Pilihan
-
Begini Tampang Sedih Pemain Arab Saudi usai Dipecundangi Timnas Indonesia
-
Timnas Indonesia Ungguli Arab Saudi, Ini 5 Fakta Gol Marselino Ferdinan
-
Tantangan Pandam Adiwastra Janaloka dalam Memasarkan Batik Nitik Yogyakarta
-
Link Live Streaming Timnas Indonesia vs Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Malam Ini
-
Hanya 7 Merek Mobil Listrik China yang Akan Bertahan Hidup
Terkini
-
Dikenal Religius, Oknum Dosen Unhas Lecehkan Mahasiswi Saat Bimbingan Skripsi
-
Memanas! Dua Mantan Wali Kota Parepare Saling "Buka Aib" di Rapat Komisi II DPR RI
-
Bye-bye Stadion Mattoanging, Welcome Stadion Sudiang 2025!
-
Polri Tegaskan Netralitas di Pilkada 2024, Ancam Tindak Tegas Anggota yang Berpolitik Praktis
-
Jumlah Pemilih, TPS, dan Titik Rawan Pilkada Sulsel 2024