Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 24 September 2021 | 18:11 WIB
Ilustrasi siswa SMA. [Antara/Herman Dewantoro]

SuaraSulsel.id - Sejumlah murid di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Dua Bocoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan dikabarkan nyaris pingsan akibat kelaparan. Penyebabnya, karena guru mata pelajaran Matematika bernama Usman masuk mengajar terlalu lama.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bone, Nursalam membenarkan perihal tersebut. Ia mengatakan peristiwa itu terjadi pada Kamis 16 September 2021. Hanya saja, baru-baru ini tersebar dan viral di media sosial.

Waktu itu, Usman selaku guru di sekolah tersebut tiba-tiba masuk memberikan pelajaran kepada muridnya sekitar pukul 11.00 Wita, siang. Padahal, saat itu sudah waktunya aktivitas belajar mengajar di sekolah dihentikan alias jam pulang untuk murid yang diajar Usman.

"Iya, ada kejadian di SMP Negeri 3. Hari Kamis 16 September lalu, cuma kejadian ini nanti dua hari viral," kata Nursalam kepada SuaraSulsel.id, Jumat 24 September 2021.

Baca Juga: Kemendikbudristek dan DPR Sepakat Minta Panselnas Tunda Pengumuman Seleksi PPPK Guru

Menurut Nursalam, Usman mengajar terlalu lama. Dari pukul 11.00 Wita hingga 14.30 Wita, sehingga membuat murid-murid yang berada di dalam kelas menjadi kelaparan.

"Dia mengajar, seolah-olah mengajar seperti biasa. Cuma kelamaan, dia tidak perhitungkan waktu," kata dia.

"Tidak benar itu ada yang pingsan, cuma bahasanya orang saja di situ. Tidak pingsan anak-anak cuma lapar itu karena setengah tiga. Bukan berarti pingsan sampai hilang kesadaran. Dia hanya lapar, tidak pingsan sampai dibopong keluar. Dia hanya lapar," tambah Nursalam.

Nursalam menjelaskan peristiwa ini baru ketahuan setelah ada orang tua murid yang datang ke sekolah untuk mencari keberadaan anaknya. Murid-murid yang diajar Usman dari kelas VII, VIII hingga kelas IX akhirnya dibubarkan.

"Maklum anak-anak, karena gurunya masuk dia duduk. Dia ikuti, mungkin karena kelamaan ini sampai setengah tiga. Sebelum dipulangkan nanti ada orang tua yang cari anaknya kenapa belum pulang ini?, jadi dia ke sekolah. Ada Pak Usman yang mengajar. Di situlah, dia berhenti pada saat orang tua datang," jelas Nursalam.

Baca Juga: Ramai Guru Honorer Ngeluh Soal Tes PPPK, Begini Tanggapan Menteri Nadiem

Berdasarkan informasi yang diterima dari pihak sekolah, kata Nursalam, peristiwa itu terjadi bukan karena ada unsur kesengajaan. Melainkan, karena Usman yang mengajar diduga mengalami gangguan kejiwaan.

Sehingga, selama bertugas di SMP Negeri 3 Dua Bocoe, Kabupaten Bone, Usman hanya diperbolehkan mengajar selama satu hingga dua jam saja.

Selain itu, ingatam Usman terkadang normal. Tetapi terkadang juga bermasalah. Begitu pula saat Usman masih bertugas di Provinsi Sulawesi Tengah hingga dimutasi ke SMP Negeri 3 Dua Bocore, Kabupaten Bone.

"Kami sudah panggil kepala sekolahnya, karena gurunya ini kan ada kelainan. Makanya dia masuk mengajar itu sebenarnya bukan dia mengajar. Itu sebetulnya anak-anak sudah mau pulang. Sekitar jam 11 siang, tiba-tiba guru ini masuk ke kelas. Nah, di kelas itu sudah campur-campur bukan hanya kelas VII, ada juga kelas VIII dan kelas IX. Menurut kepala sekolah dia hanya dikasih mengajar sejam, dua jam sebetulnya. Tapi dia rajin masuk kelas, kalau ada kelas kosong dia masuk," papar Nursalam.

Akibat kejadian itu, Nursalam akan memanggil Usman dan pimpinan sekolah pada Senin 27 September 2021 mendatang. Untuk meminta agar Usman sebaiknya dibebas tugaskan dahulu agar dapat melakukan pengobatan.

"Diproses, nanti hari Senin saya panggil lagi yang bersangkutan sama kepala sekolahnya. Karena susah menghadapi orang begini karena tidak bisa diajak diskusi, jadi itu susahnya. Memang harus ada ahlinya yang hadapi. Kalau bisa jangan dikasih tugas dulu dia. Dibebas tugaskan dulu, diberi kesempatan berobat. Karena tidak menuntut kemungkinan besok begitu lagi," katanya.

Kontributor : Muhammad Aidil

Load More