Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 15 September 2021 | 14:50 WIB
Sebuah Alquran berusia 370 tahun dari kulit kayu tersimpan dengan baik di Desa Pageraji, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka. [Ayocirebon.com]

SuaraSulsel.id - Pimpinan Rumah Tahfidz Quran Nurul Jihad Makassar Abdul Wasid menanggapi informasi menyebut anak-anak tahfidz atau penghafal alquran akan kehilangan hafalan. Akibat mendengar musik. Abdul Wasid menyebut informasi tersebut terlalu berlebihan.

"Tidak hilang hafalannya kalau dengar musik. Itu terlalu berlebihan namanya," kata Abdul Wasid kepada SuaraSulsel.id, Rabu 15 September 2021.

Menurut Abdul Wasid, dalam dunia santri seperti di Rumah Tahfidz Quran Nurul Jihad, Kelurahan Masale, Kecamatan Panakukkang, Kota Makassar sebenarnya ada dua hal yang perlu diperhatikan. Agar hafalan santri tetap kuat dan terjaga.

Pertama adalah dari pribadi santrinya sendiri. Jika santrinya rajin belajar dan dasar hafalannya memang kuat, maka musik apapun yang didengarkan tidak akan dapat menghilangkan hafalan santri.

Baca Juga: Dugaan Pemberian Upeti Kabareksrim Polri dari Ismail Bolong, Kelompok Ini Endus Adanya Keterlibatan Kombes YU

Kedua, hafalan para santri juga tergantung dari jenis musik apa yang didengarkan. Bila musik yang didengarkan berjenis musik salawat dan musik nasyid maka tidak akan menghilangkan hafalan quran para santri.

"Tergantung juga musiknya musik apa. Kalau salawat tidak mungkin hilang. Kalau lagu yang tidak menyesatkan tidak mungkin hilang," kata dia.

"Kalau aliran Wahdah memang dia haramkan musik, kalau NU, kita biasa-biasa saja dengan musik. Terbukti almarhum Uje pun bernyanyi pakai musik juga kan. Haji Rhoma Irama bernyanyi pakai musik juga. Jadi tergantung lagunya, musiknya," tambah Abdul Wasid.

Mengenai kualitas hafalan ayat Alquran santri, kata Abdul Wasid, sejatinya tidak ada hubungannya dengan musik yang didengarkan. Semuanya kembali lagi pada pribadi santrinya sendiri.

"Kalau santrinya rajin membaca, rajin belajar pasti lancar. Apapun itu gangguannya. Ibarat pisau kalau rajin diasah pasti tajam sama juga dengan hafalan. Kecuali santri malas membaca hafalannya, malas mengulang-ulangi hafalannya. Walaupun tidak dengar musik pasti akan hilang hafalannya," jelas Abdul Wasid.

Baca Juga: Gus Baha Tegas Katakan Musik Haram, Tapi Jangan Vonis Kyai yang Memainkan Musik

Sebelumnya, video santri penghafal Alquran tutup kuping saat ada musik baru-baru ini viral di media sosial.

Para santri tutup kuping saat ada musik itu pun menuai kritik keheranan dari politisi yang kini menjabat Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono hingga Deddy Corbuzier.

Awalnya Diaz Hendropriyono mengunggah video santri penghafal Alquran antre vaksin sambil menutup telinga.

Dalam narasinya, disebutkan bahwa santri tersebut adalah para penghafal Al Quran yang menutup telinga karena terdengar suara musik yang dinyalakan di ruangan itu.

Melalui narasi unggahan tersebut, Hendropriyono bahkan menyebut perilaku santri tersebut merupakan hasil pendidikan yang salah.

"Jangan dihujat mereka cuma belom tau susahnya jaga hafalan :)" tulis akun nizar*****

Kontributor : Muhammad Aidil

Load More