Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 21 Juli 2021 | 07:21 WIB
Bupati Puncak Willem Wandik saat bertemu warga di Beoga, Puncak, Papua [KabarPapua.co]

SuaraSulsel.id - Bupati Puncak Willem Wandik mengaku sedih dengan kondisi daerahnya. Berbagai fasilitas dan sarana publik sudah diusahakan. Menghabiskan anggaran miliaran rupiah. Namun habis dalam sekejap.

Hal ini diungkapkan Willem pasca serangkaian aksi teror dan penembakan yang dilakukan oleh KKB, hingga mengakibatkan pengrusakan sejumlah fasilitas umum yang telah dibangun dengan susah payah oleh pemerintah.

Mengutip KabarPapua.co -- jaringan Suara.com, KKB diduga membakar dan merusak tower milik Telkom di Kabupaten Puncak, membakar sejumlah alat berat, rumah guru, hingga membakar ruang di sekolah yang berada di Beoga, Kabupaten Puncak.

Bupati Willem menjelaskan harga satu alat berat di Kota Jayapura Rp 1,8 miliar. Tapi jika sudah tiba di Puncak, alat berat itu bisa seharga Rp 6 miliar. Dikarenakan biaya angkut dan operasional lainnya.

Baca Juga: Cegah Penularan Covid-19, Papua Akan Lockdown Selama Satu Bulan

“Termasuk untuk membangun satu bangunan dibutuhkan biaya hingga Rp 1,8 miliar. Jika ada satu sekolah dan 6 kelas dibakar, maka Rp 1,8 miliar x 6 kelas. Tinggal dikalikan saja hasilnya,” jelasnya di Ilaga, Puncak, Jumat 16 Juli 2021.

Bupati juga mencontohkan untuk membangun rumah dengan tipe 36 di Kabupaten Puncak membutuhkan biaya hingga Rp 600 juta.

“Pembangunan ini sangat susah dan sulit, mahal dan membutuhkan uang banyak. Jadi, persoalan di Puncak tak ada habisnya. Padahal, kami sedang mencoba menurunkan harga, menyamakan harga secara nasional, misalnya BBM di Puncak sama dengan di Pulau Jawa, sesuai dengan instruksi Presiden Jokowi. Hal ini dilakukan agar Puncak keluar dari daerah dengan tingkat kemahalan yang tinggi,” katanya.

Menurut Bupati, untuk membangun Puncak sama dengan daerah lainnya di Pulau Jawa membutuhkan waktu yang cukup lama.

Tapi, ia yakin dengan usaha keras, maka secara lambat laun, Kabupaten Puncak tak lagi terbelakang. Contohnya, dalam sehari, pesawat keluar masuk Puncak mencapai 20-30 kali penerbangan.

Baca Juga: Malam Takbiran Idul Adha, Gus Miftah Bimbing Warga Pulau Biak Mualaf

“Jika kondisi keamanan menjamin, pembangunan pasti berjalan dengan baik. Tapi, jika terus menerus ada konflik, kontak senjata, maka Puncak sulit untuk keluar dari keterbelakangan. Keamanan adalah kunci paling bahagia menghasilkan segala sesuatu yang baik. Mari kita ciptakan keamanan dan kedamaian yang baik hingga pelosok kampung di Kabupaten Puncak,” katanya.

Load More