Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Sabtu, 17 Juli 2021 | 13:30 WIB
Ilustrasi : Sapi kurban Jokowi di Kampung Pangragajian, RT 02/04, Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

SuaraSulsel.id - Presiden Jokowi kembali berkurban di Sulawesi Selatan pada Idul Adha 2021. Sapi berjenis limosin itu memiliki berat 1.041 kilo gram. Atau lebih satu ton.

Plt Kepala Dinas Peternakan Sulsel Taufiq mengatakan, sapi tersebut dibeli Presiden Jokowi di Bontonompo, Kabupaten Gowa. Harganya berkisar Rp 70 juta. (Ralat : sebelumnya ditulis Rp 100 Juta)

"Sapi tersebut milik peternak lokal, Pak Zainuddin. Jenis limosin umurnya 42 bulan," ujar Taufiq, Sabtu, 18 Juli 2021.

Sapi untuk kurban Presiden RI ini akan dipotong di Masjid Raya Kota Palopo. Tahun lalu, sapi kurban Presiden Jokowi disembelih di Kabupaten Jeneponto.

Baca Juga: Menteri Agama : Tidak Ada Pelaksanaan Salat Idul Adha di Masjid atau Lapangan

Pemprov Sulsel memilih lokasi pemotongan hewan kurban Presiden Jokowi berdasarkan surat keputusan Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman. Memilih Masjid Raya Kota Palopo sebagai lokasi pemotongan.

"Yang tentukan jenis sapi dan kesehatannya dari Kantor Kepresidenan dan Kementerian Pertanian. Pemrov Sulsel hanya rekomendasikan lokasi pemotongan," tuturnya.

Taufiq mengatakan, sapi jenis limosin adalah sapi yang paling bagus kualitasnya. Makanya, nilai jualnya juga lumayan mahal.

Perawatannya pun tidak boleh asal. Pakannya harus dari rumput yang segar dan dicampur dengan konsentrat.

Kandang sapi juga harus bersih dari kotoran. Kemudian, setiap pekan wajib diberi vitamin.

Baca Juga: Bikin Terharu, Seorang Pemulung Beli Hewan Kurban Pakai Uang Rp 2 Ribuan

"Ada suplemen dan vitamin yang diberikan secara rutin untuk menjaga bobot idealnya," jelasnya.

Taufiq juga menambahkan, tahun ini pihaknya menyediakan sekitar 70.000 ekor sapi kurban untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat idul adha.

Angka ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya karena animo masyarakat sulsel untuk berkurban sangat besar, walau di tengah pandemi.

Tahun lalu saja, pihaknya menyiapkan sekitar 45.000 untuk sapi potong, kambing 4.000 ekor, dan kerbau 120 ekor. Sapi ini juga dijual ke daerah lain seperti Nusa Tenggara Barat.

"Sapi ini kita datangkan dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan seperti Gowa, Maros, Soppeng, Wajo, Barru, Sidrap dan Pinrang," jelasnya.

Untuk mengantisipasi penyakit dari hewan menular ke manusia, kata Taufiq, pihaknya memperketat pemeriksaan dengan menerjunkan tim dokter hewan baik di rumah potong hewan (RPH), pasar dan lokasi penjualan serta penyembelian hewan ternak.

Hal itu sudah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP). Sebelum melaksanakan kurban, pemeriksaan dilakukan lebih awal agar ternak sapi yang akan disembeli bebas dari penyakit.

"Setelah disembelih kalau dicurigai, maka akan kami laksanakan pemeriksaan postmortem sebagai pemeriksaan lanjutan. Tapi kami jamin insha Allah sapi kita aman," ujarnya.

Ia juga menjamin harga daging di Sulsel tidak akan mengalami lonjakan harga yang signifikan.

"Tidak ada gejolak harga dari tahun sebelumnya. Harganya masih sama. Kisaran harga masih Rp 90 ribu sampai Rp 100 ribu per kilogram. Ini masih wajar lah," pungkasnya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More