SuaraSulsel.id - Ternyata tidak semua mahasiswa kontra dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas San Pedro, Nusa Tenggara Timur (NTT) misalnya.
Mereka berbeda pandangan dengan BEM UI yang melabeli Presiden RI itu ‘The King of Lip Service’. Menurut Wakil Presiden BEM San Pedro NTT Frengki Harim, Presiden Jokowi tak seperti yang dituduhkan pihak BEM UI tersebut.
Bahkan sebaliknya, kata Frengki, mantan Gubernur DKI Jakarta itu adalah pemimpin yang layak dilabeli ‘Bapak Pembangunan Indonesia Sentris’.
"Saya sebagai anak luar Pulau Jawa tepatnya berada di selatan Indonesia sangat senang dengan perkataan Presiden Joko Widodo yang mengatakan bahwa pembangunan hari ini tidak lagi Jawa sentris tapi sudah Indonesia sentris. Dan kami melihat Jokowi tidak hanya lips service, tapi membuktikan kata-katanya dengan pembangunan nyata," ujar Frengki Harim, dikutip dari hops.id, jejaring suara.com, Sabtu (03/07/2021).
Baca Juga: BEM se-Jabodetabek Sentil BEM UI soal Kritikan The King of Lip Service
Ia pun menilai postingan kritik BEM UI terhadap Presiden Jokowi tidak cocok. Sebagai agen kontrol sosial, kata dia, memang menjadi tugas mahasiswa mengawasi dan mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat. Tapi tentu bukan personalnya, sebab bagaimanapun Jokowi adalah seorang presiden.
Apabila kebijakan atau peraturan yang diberikan pemerintah memberatkan dan merugikan masyarakat, kata dia, tentu BEM harus bersuara dan memberikan solusi agar pemerintah melakukan apa yang menjadi aspirasi dari masyarakat.
Namun sebaliknya, kata Frengki, apabila program pembangunan yang dilakukan pemerintah bermanfaat namun tidak ada dukungan dari masyarakat, sebagai kelompok intelektual, mahasiswa harus objektif dan bersuara agar masyarakat memahami tujuan dari pembangunan tersebut.
Pihaknya pun mengungkapkan bahwa masyarakat Nusa Tenggara Timur yang selama ini tertinggal dari daerah lainnya khususnya di Pulau Jawa sangat merasakan pembangunan di era kepemimpinan Presiden Jokowi.
"Kami sebagai anak miskin di NTT sangat merasakan KIP di masa Jokowi. Kami sebagai masyarakat petani dimana NTT yang selama ini merasakan kekeringan dan disebut ‘sumber air sudah dekat’, pada masa pemerintahan Jokowi telah dibangun tujuh bendungan, dan semua akan rampung tahun 2024. Ini adalah pembuktian dari kata-kata Presiden Jokowi," tuturnya.
Baca Juga: Ade Armando: Leon Alvinda Putra Adalah Veronica Koman Pendukung Teroris Papua
Oleh karena itu, ia meminta mahasiswa untuk objektif memberikan penilaian dan kritik atas pembangunan yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi.
"Saya bukan pro atau kontra dengan Jokowi, tetapi saya bersama masyarakat dan Presiden Jokowi untuk mewujudkan Indonesia Maju. Kami meminta mahasiswa di Pulau Jawa bisa melihat pembangunan yang saat ini dilakukan Pemerintah Jokowi di luar Jawa. Bagi kami, Jokowi bukan The King Of Lip Service, tapi adalah Bapak Pembangunan Indonesia Sentris," ujarnya.
Senada dengan BEM Universitas San Pedro NTT, BEM se-Jabodetak juga menyayangkan aksi yang dilakukan oleh BEM UI.
Koordinator BEM se-Jabodetabek Budi Rahmansyah menegaskan bahwa apa yang dilakukan oleh BEM UI tidak ada korelasinya dengan solusi atas krisis yang dirasakan oleh Indonesia.
"Tidak ada korelasinya mengolok-olok presiden dan perubahan keadaan krisis saat ini. Apakah dengan BEM UI mengolok-olok Jokowi lantas Covid langsung hilang dan krisis langsung selesai?," ucapnya.
Ia pun menuturkan, yang mahasiswa rasakan saat ini adalah rasa duka akibat banyak keluarga mereka yang sakit bahkan meninggal gara-gara terkena serangan virus Corona.
“Saat ini yang kami rasakan dan banyak dari keluarga mahasiswa yang berduka karena keluarga mereka banyak yang sakit bahkan meninggal karena Covid,” kata Budi.
Maka dari itu, Budi menilai kritikan terhadap Presiden Jokowi tersebut adalah upaya BEM UI mengambil kesempatan politis di tengah kesulitan rakyat akibat pandemi Covid-19 saat ini.
"BEM UI tanpa pernah mengetahui perasaan kita mengambil kesempatan politis di saat yang sulit," ujarnya.
Berita Terkait
-
Dekat dengan Kakak Amel Carla, Ini Sosok Verrel Uziel Ketum BEM UI yang Berani Lawan Arus
-
Mahasiswa Khatolik Diserang Saat Ibadah, Wali Kota Tangsel: Tak Ada Tempat Bagi Intoleransi!
-
Mahasiswa NTT Diserang Saat Berdoa Rosario di Serpong, PAN Minta Polisi Usut Tuntas
-
Ditantang KKN di Papua, Eks BEM UI Jawab dengan Fakta Menohok: Militer Jangan Denial
-
Pendapatan Fantastis Bobon Santoso dari YouTube, Bakal Sumbangkan Semua ke BEM UI Jika Terima Tantangan KKN ke Papua
Terpopuler
- Tanggapi Kisruh Andre Taulany Parodikan Gelar Raffi Ahmad, Feni Rose: Lagian Kantor yang Kasih di Ruko
- Berani Minta Maaf ke Lembaga Kerukunan Sulsel, Denny Sumargo Dapat Dukungan dari Sumatera sampai Papua
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- Profil Lex Wu: Tantang Ivan Sugianto Duel usai Paksa Anak SMA Menggonggong
- Geng Baru Nikita Mirzani Usai Lepas dari Fitri Salhuteru Disorot: Circlenya Lebih Berkualitas
Pilihan
-
Setelah Dihitung, Wamenhub Bilang Harga Tiket Pesawat Bisa Turun di Libur Nataru
-
Luhut Yakin Prabowo Bisa Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%, Ini Strateginya
-
Teken Dealership Agreement Eksklusif, MAB Jadi Distributor Resmi Truk Yutong di Indonesia
-
Tol Balikpapan-Samarinda Sepi Peminat Meski Persingkat Waktu Menuju IKN, Apa Alasannya?
-
IKN Tak Berpenghuni? Akademisi Sindir Minta Jokowi yang Jadi "Penunggunya"
Terkini
-
Kabar Baik! Wapres Gibran Janji Bahas Kelanjutan Pembangunan Stadion Sudiang
-
Dukung Ekonomi Hijau dan Inklusif, BRI Catat Portofolio Pembiayaan Berkelanjutan Senilai Rp764,8 Triliun
-
Rocky Gerung Kritik Debat Pilkada Makassar: Monoton dan Panelis Tersiksa
-
Azizah Tolak Menyantap Makanan Bergizi Pemberian Wapres Gibran Rakabuming
-
Mau BMW & Hadiah Mewah Lainnya? Yuk! Ikutan BRImo FSTVL