Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Minggu, 27 Juni 2021 | 11:31 WIB
Jurnal Warung Kopi kembali menggelar diskusi seri ke - 3 dengan sesi topik terkait dinamika politik dan demokrasi lokal di Indonesia, Jumat 25 Juni 2021 [SuaraSulsel.id / Istimewa]

“Terkait figur Sulsel yang berpeluang, sejauh ini baru Andi Amran Sulaiman yang muncul. Tentu juga nama Syahrul Yasin limpo yang Saat ini berada di kabinet. Namun melihat kecenderungan pimpinan parpol saat ini, sepertinya mereka harus bekerja keras lagi,” ujar Dekan Fisip Unibos ini.

Sementara itu, Azhar Arsyad dalam pemaparannya menjelaskan bahwa kondisi pemerintahan kita saat ini sangat sentralistik. Salah satu yang paling kita rasakan saat ini yakni recofusing APBD untuk penanganan covid.

Dengan peraturan menteri, daerah wajib menjalankan itu. Disisi lain, melemahnya kelompok civil society di level sosial membuat kontrol terhadap pemerintah sangat rendah. Bahkan kondisi organisasi sipil hari ini semakin memprihatinkan.

“Terkait figur Sulsel untuk di usung pada Pilpres 2024, tentu harus mempertimbangkan berbagai indikator sebagai prasyaratnya. Olehnya itu, yang mendesak saat ini adalah bagaimana kita menyiapkan sumbangsih gagasan untuk Indonesia jelang pilres nantinya,” jelas mantan Ketua FIK ORNOP Sulsel ini.

Baca Juga: Ray Rangkuti Sebut Wacana 3 Periode Tidak Jelas Konstitusi dan Historisnya

Sementara itu, Sawedi Muhammad lebih menyoroti aroma konstalasi politik 2024 yang masih menjadi pertarungan ideologi. Sosiolog Unhas ini memetakan antara lain, Islam-kanan, nationalisme-religius, dan nationalisme-sekular.

Menurutnya ini masih berpotensi menciptakan polarisasi ke dalam politik identitas. Dia lalu menekankan betapa pentingnya politisi kita untuk bersikap negarawan.

“Secara kuantitatif, sangat sulit figur luar Jawa bertarung pada konstalasi nasional. Hal ini karena lebih seperdua populasi pendulum Indonesia ada di Pulau Jawa. Begitu pun, pimpinan parpol yang menjadi penentu usungan juga berpusat di jawa,” jelasnya.

Load More