SuaraSulsel.id - Pemerintah menyadari pentingnya transparansi dan akuntabilitas data Covid-19. Namun tantangan terbesar dalam pengumpulan data ini adalah ego sektoral.
"Maka pemerintah fokus pada pembahasan masalah bukan lagi perdebatan akademik," ujar Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat menerima audiensi Organisasi Masyarakat Sipil (civil society organization/CSO) terkait transparansi data Covid-19 secara dari dari Situation Room Gedung Bina Graha Jakarta, Jumat 25 Juni 2021.
Meski begitu, Presiden Joko Widodo tidak tinggal diam. Misalnya soal beberapa temuan di level teknis mengenai serapan anggaran dan keterlambatan pengadaan.
Moeldoko mengatakan, sejak awal Presiden selalu mengingatkan kementerian dan lembaga agar saluran informasi dilakukan dengan cepat.
Baca Juga: Kasus Harian Covid-19 Kaltim Mulai Meroket, Kamis Minggu Ini Sentuh 336 Orang
Intinya, kata Moeldoko, tindaklanjut berbagai tantangan itu perlu koordinasi. Untuk itu, segala arahan atau masukan yang perlu mendapatkan arahan dari Presiden maka akan langsung disampaikan ke Presiden.
"Kondisi seperti ini, kita perlu mendapatkan masukan dari segala pihak," imbuh Moeldoko.
Pada kesempatan yang sama, Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Abetnego Tarigan menambahkan, koordinasi juga dilakukan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Khususnya untuk mengupdate data, mulai dari penyerapan anggaran, bed occupancy ratio (BOR) rumah sakit, hingga penerapan protokol kesehatan.
Sekjen Transparency International Indonesia (TII) Danang Widoyoko menggarisbawahi penyerapan anggaran Covid-19 yang masih rendah. Dia pun meminta adanya transparansi dan data yang lebih terbuka.
Sementara itu, Kolaborator Saintis Laporcovid-19, Iqbal Elyazar berharap Dinas Kesehatan daerah menyampaikan perkembangan terkini, mengikuti yang ada di Jakarta.
Baca Juga: "Main" Kripto, Berbagi Tips Keamanan Data Pelanggan
Dia menyontohkan, data kasus di Jawa Tengah tidak dilengkapi dengan data testing dan tracing. "Harapan kami agar ada dan ditampilkan jumlah testing harian dan persentase kasus per kabupaten/kota," tutur Iqbal.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Bahaya Spionase Mobil Buatan China yang Menjadi Kekhawatiran AS
-
Pusat Data Nasional Pertama Indonesia Akan Diuji Coba Juni 2025
-
Bahaya Scan Retina Mata Seperti World App, Benarkah Data Biometik Terancam?
-
Antusiasme Tinggi Adopsi Teknologi Digital Berbanding Lurus dengan Tantangan Pengelolaan Data
-
Polisi Bongkar Penipuan Modus Deep Fake Catut Nama Dedi Mulyadi hingga Khofifah
Terpopuler
- Selamat Tinggal, Elkan Baggott Pergi
- 5 Rekomendasi HP Gaming Rp1 Jutaan: Kamera Oke, RAM Besar Baterai Awet
- Selamat Tinggal Miliano Jonathans, Orang dalam PSSI Bongkar Fakta Ini
- Blak-blakan Zarof Ricar Sering Main Kasus, Ungkap Sosok Hakim Agung Pemberi Akses Perkara
- Mengenal Siti Purwanti, Ibu Maxime Bouttier yang Meninggal di Rumah Luna Maya
Pilihan
-
5 Rekomendasi Tablet Murah Terbaik 2025, Penunjang Belajar hingga Urusan Kerja
-
Dear PSSI Masalah Wasit Lagi Nih! Persib Kirim Surat Protes Keras
-
7 Rekomendasi HP Motorola 2025 Harga Mulai Rp2 Juta: Kamera 50 MP, RAM Besar
-
Yuran Fernandes Disanksi Berat, PSM Makassar Bisa Tekor Miliaran Rupiah
-
Emas Antam Masih Cuan di Akhir Pekan, Tembus Rp1,928 Juta per Gram
Terkini
-
Rusdi Masse Bertemu Jokowi di Solo, Makin Mantap Gabung PSI?
-
Lowongan Kerja SPG dan SPB di Kota Makassar: Mandalika Perfumery Butuh Kamu!
-
Perkuat SDM Unggul, BRI Hadirkan Solusi Pendidikan Digital di Wilayah 3T
-
Investasi Bergairah, Realisasi di Sulsel Naik Rp1,4 Triliun
-
Sambut Libur Panjang, Jangan Lupa Klaim Saldo DANA Kaget Hari Ini!