Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Sabtu, 19 Juni 2021 | 14:23 WIB
Ilustrasi Tambak Udang Vaname

SuaraSulsel.id - Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Trenggono, melakukan kunjungan kerja pada Instalasi Tambak Percobaan (ITP) Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3).

Instalasi terletak di Desa Punaga, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar ini merupakan salah satu pengelolaan tambak udang superintensif dibawah naungan BRPBAP3.

Wakil Bupati Takalar H. Achmad Se're atau akrab disapa Haji De'de menyampaikan harapannya. Agar budidaya udang yang sebagian besar menjadi mata pencaharian masyarakat sekitar semakin maju. Disertai dengan teknologi dengan adanya pendampingan dari ITP BRPBAP3.

"Ini energi baru bagi petambak udang, adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi di masa pandemi Covid-19 serta memotivasi bagi para petambak udang. Kita juga sudah mendengar penyampaian langsung Bapak Menteri KP RI bahwa solusi untuk memajukan petambak udang harus bergotong royong bersama-sama dengan semua yang punya kepentingan di sini dengan semua lini, dan yang menguntungkan petambak. Ini merupakan salah satu solusi yang terbaik," pungkas Achmad Se're, Sabtu 19 Juni 2021.

Baca Juga: Kabupaten Takalar Mulai Pembelajaran Tatap Muka, Siswa Antusias

Mengutip KabarMakassar.com -- jaringan Suara.com, Menteri Wahyu Trenggono memuji tambak superintensif di Takalar, dan meminta standarisasi pengelolaan tambak udang superintensif.

Ini dinilai sangat penting agar bisa menjadi acuan masyarakat yang ingin menekuni budidaya udang Vaname dengan hasil panen optimal. Dengan standarisasi juga, kendala-kendala yang dihadapi selama melakukan budidaya udang bisa diminimalisir.

Standarisasi pengelolaan tambak udang super intensif diharapkan sudah ada di tahun 2022. Sehingga dapat dipakai sebagai acuan oleh masyarakat maupun pelaku usaha yang ingin menekuni tambak udang super intensif. Teknik budidaya ini menurutnya salah satu kunci peningkatan produksi udang di masa depan.

"Harus ada standar yang kita keluarkan sebagai acuan dalam mengelola tambak super intensif ini. Misal standarisasi PH air, ukuran kolam, padat tebar, termasuk supply energinya. Sampai itu nemu, itu namanya penelitian. Jadi ada waktu penelitian yang jadi tolerensi sampai kita mendapat hasil paling optimal untuk disampaikan ke masyarakat dan industri," imbau Menteri Trenggono saat berdialog dengan peneliti di lokasi tambak.

Bagaimana tidak, dengan teknologi super intensif hasil panen bisa berkali-kali lipat lebih banyak dari hasil produksi tambak udang konvensional, semi intensif maupun intensif.

Baca Juga: Tunggak Iuran, PDAM Takalar Setop Aliran Air ke Rumah Dinas Jaksa

Sebagai contoh, hasil panen per hektare tambak super intensif mencapai 40 ton per tahun. Operasional tambak ini juga lebih ramah lingkungan, sebab sudah dilengkapi dengan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).

"Kalau flow budidayanya sudah bagus bener. Air mulai diambil dari laut, masuk tandon, kemudian dibeningkan lagi baru masuk ke kolam budidaya. Terdapat IPAL juga sehingga tidak mencemari laut," ungkapnya.

Sementara itu, spesifikasi tambak udang super intensif diantaranya meliputi kawasan supratidal, central drain yang dikoneksikan dengan collector drain, kincir, blower, blower, otomatic feeder, hingga IPAL dengan volume 30 persen dari total volume tambak.

Selain berdialog dengan peneliti, Menteri Trenggono bersama Wabup Takalar, Kepala BRSDM KKP Sjarief Widjaja, dan pejabat eselon I KKP, meninjau satu per satu sarana dana prasana tambak yang ada di Instalasi Tambak Percobaan Punaga. Menteri Trenggono juga menyaksikan panen parsial di salah satu tambak.

Load More