Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 17 Juni 2021 | 10:39 WIB
Air laut berwarna hitam naik di Pasar Tehoru, Kecamatan Tehoru, Maluku setelah gempa M 6,1 Rabu 16 Juni 2021 / [TerasMaluku.com]

SuaraSulsel.id - Air laut yang naik usai gempa bumi tektonik mengguncang Maluku Tengah membuat warga panik. Sampai mengungsi ke pegunungan.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam siaran persnya mengatakan air laut naik setinggi 0,5 meter usai gempa. Warga di sekitar pesisir pun sempat melihat dan merekam air laut naik. Terlihat warnanya hitam.

Mengutip TerasMaluku.com, Kabupaten Maluku Tengah diguncang gempa tektonik pada Rabu, 16 Juni 2021 pukul 11.43.08 WIB

Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa bumi ini berkekuatan M=6,1. Selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=6,0.

Baca Juga: Sejarah Menyeramkan Tragedi Gempa dan Tsunami di Pulau Seram, Korban Jiwa Sampai Ribuan

“Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 3,42 LS ; 129,57 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 69 km arah tenggara Kota Masohi, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku pada kedalaman 19 Km,” Bambang Setiyo Prayitno.

Bambang menjelaskan, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan sesar turun (Normal Fault),” jelas Bambang.

Guncangan gempa bumi ini dirasakan di Tehoru, Masohi, Bula, Kairatu, Saparua, Wahai III MMI ( Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu ), Pulau Ambon II-III MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

“Hingga saat ini BPBD dan masyarakat setempat melaporkan adanya dampak kerusakan pada beberapa rumah tinggal. Salah satunya pagar gereja di Desa Sounulu Kecamatan Tehoru akibat dari gempa bumi tersebut,” kata Bambang.

Baca Juga: Tsunami Non Tektonik di Maluku Tak Bisa Dideteksi, BMKG Minta Warga Waspada

BPBD juga masih terus mendata kondisi dampak gempa bumi ini. Bambang menyebutkan, hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempa bumi tektonik menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

Namun lanjut Bambang, berdasarkan hasil observasi tinggi muka air laut di stasiun Tide Gauge TEHORU menunjukkan adanya kenaikan muka air laut setinggi 0,5 m.

“Hal ini diperkirakan akibat dari longsoran bawah laut,” kata Bambang.

Menurut Bambang, hingga hari Rabu, 16 Juni 2021 pukul 13.35 WIB, Hasil monitoring BMKG telah terjadinya 13 (tiga belas) gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M=3,5 .

“Kepada masyarakat terutama di wilayah sepanjang Pantai Japutih sampai Pantai Atiahu Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Seram, Maluku untuk waspada gempa bumi susulan dan potensi tsunami akibat longsor ke/di bawah laut, maka segera menjauhi pantai menuju tempat tinggi apabila merasakan guncangan gempa cukup kuat,” jelas Bambang.

Bambang mengatakan, BMKG terus memonitor gempa susulan yang terjadi dan dampaknya terhadap kenaikan muka air laut .

Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga dimita menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” kata Bambang.

Load More