Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 02 Juni 2021 | 16:00 WIB
Ilustrasi : Petugas Pemadam Kebakaran Kota Makassar mengeluarkan tabung gas di salah satu rumah makan, Rabu 2 Juni 2021 / [SuaraSulsel.id / Dinas Damkar Makassar]

SuaraSulsel.id -
Mustamin Raga, Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Gowa mengucapkan belasungkawa dan berduka cita kepada korban jiwa dan keluarga. Korban meninggal bernama Kamaruddin saat kebakaran di Rumah Makan (RM) Cangkuning Gowa, Senin malam 31 Mei 2021.

Selain itu, tiga orang korban luka-luka ikut dilarikan ke Rumah Sakit. "Semoga bisa segera pulih kembali," kata Mustamin kepada SuaraSulsel.id, Rabu 2 Juni 2021.

Menurut Mustamin, dilihat secara kasat mata dan hasil penyelidikan sementara di lokasi. Kebakaran di Rumah Makan Cangkuning Gowa terbilang skala sangat kecil.

Bahkan ketika dua regu Pemadam Kebakaran Gowa tiba di lokasi yang jaraknya dari Markas Damkar hanya 1 KM, api sudah padam. Api tidak sempat membakar dapur. Lalu mengapa sampai ada korban jiwa dan korban luka-luka?

Baca Juga: Evakuasi Anak Kucing yang 4 Hari Terjebak, Damkar Karawang Banjir Pujian

Mustamin mengatakan, insiden ini bermula dari adanya kebocoran gas pada regulator tabung kompor gas di dapur. Kebocoran itu kemudian terpantik api. Sehingga dari semburan gas yang keluar berubah menjadi semburan api.

Bagi mereka yang cepat panik dan tidak terbiasa. Serta tidak terlatih melihat fenomena seperti ini, kondisi ini akan menimbulkan kepanikan.

Kepanikan selanjutnya akan membuat segala tindakan yang dilakukan akan tidak terukur lagi.

Salah seorang karyawan bernama Kamaruddin lalu mengambil dan melarikan tabung gas beserta slang regulator yang bocor tersebut masuk ke kamar mandi berukuran ruang kecil. Dengan maksud memadamkan semburan api yang terus menerus keluar.

Tapi naas, justru ketika berada di ruang sempit kamar mandi, tabung meledak dan merenggut nyawa Kamaruddin.

Baca Juga: Rumah Berlantai 2 di Ciracas Terbakar, Diduga Akibat Korsleting Alat Elektronik

Tubuhnya, terutama tangannya, penuh luka bakar. Pakaiannya tidak utuh lagi karena api. Entah apa maksud korban membawa tabung itu masuk ke ruang sempit kamar mandi?

Apakah ingin menenggelamkan tabung beserta slangnya ke dalam air di kamar mandi? mungkin seperti itu. Tapi tindakan itu justru fatal.

Di setiap kesempatan, sudah menjadi standar tugas Dinas Pemadam Kebakaran untuk selalu menghimbau agar seluruh pengelola gedung publik, apalagi rumah makan, memiliki dan menyediakan alat pemadam api ringan. Baik yang sudah modern maupun yang tradisional.

Selain alat, Dinas Pemadam Kebakaran juga selalu menghimbau agar setiap pengelola gedung dan bangunan publik membentuk dan menunjuk beberapa karyawan atau petugasnya untuk dilatih khusus. Bagaimana melakukan tindakan awal ketika terjadi kebakaran di tempat kerjanya.

"Namun masih lebih banyak yang abai atas seruan ini daripada yang mau ikut dan tidak abai," ungkap Mustamin.

Belajar dari kasus Kamaruddin, kata Mustamin, seandainya Kamaruddin sudah terlatih, maka dia tidak akan membawa tabung gas bermasalah itu masuk ke kamar mandi yang sempit.

Dimana sirkulasi udara yang tidak bebas justru mempercepat terjadinya ledakan. Seandainya Kamaruddin terlatih, maka dia akan bertindak sesuai prosedural. Caranya menutup kebocoran itu baik menggunakan jari tangannya saja sehingga gas tidak tersembur lagi dan apinya otomatis akan padam.

Atau dia akan melarikan tabung gas ke tempat terbuka. Dimana udara bebas bisa menghambat terjadinya ledakan. Atau pada kondisi tertentu dia akan menutupi seluruh bagian tabung gas dan regulator yang bocor itu dengan karung goni yang basah dan jangan membiarkan ada celah udara keluar.

Atau akan menggunakan alat pemadam api ringan yang berisi chemical powder pada bagian-bagian tertentu dari dapur yang sudah terlanjur terjalar api.

Pertanyaannya, apakah Kamaruddin pernah dilatih khusus untuk tindakan itu? apakah tersedia alat pemadam api ringan baik yang modern maupun tradisional yang cukup di rumah makan itu?

"Saya sering makan dan mampir di rumah makan yang lokasinya sangat strategis ini. Dapurnya di bagian depan, persis di belakang kasir," kata Mustamin.

Sebagai petugas pemadam kebakaran, Mustamin mengaku sering memperhatikan ketersediaan alat pemadam di sekitar dapur di belakang kasir. Dia pernah melihat satu APAR yang letaknya berada di bawah lantai.

"Saya menegur supaya alat itu diletakkan di tempat yang mudah terlihat dan mudah terjangkau dan jangan disimpan di lantai. Kasir pada saat itu hanya mengiyakan saja," katanya.

"Tapi ketika saya datang lagi beberapa hari kemudian untuk pesan makanan, saya melihat ternyata APAR itu belum berpindah tempat. Abai. Ya kita memang selalu abai pada hal-hal yang belum terjadi. Padahal banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai langkah antisipasi agar korban jiwa dan harta dapat dicegah," ungkapnya.

Load More