SuaraSulsel.id - Bulan Ramadhan menjadi berkah bagi sejumlah orang. Salah satunya dirasakan Trisno, pedagang songkok atau peci di Makassar.
Sudah empat tahun terakhir, Trisno menekuni bisnis ini. Setiap bulan Ramadhan, ia membuka lapak di Jalan Cendrawasih, Kota Makassar.
Jalan Cendrawasih Makassar dibanjiri pedagang songkok selama Ramadhan. Mereka menjajakan segala macam model. Mulai dari songkok modifikasi modern, hingga tradisional.
Baca Juga: 6 Alasan Kurma Paling Sering Dikonsumsi Saat Berbuka, Sudah Tahu?
Trisno mengaku, dua tahun terakhir, penjual songkok berkurang. Pandemi Covid-19 turut menghantam bisnis ini. Pengiriman barang tersendat selama pandemi.
"Barang yang kita jual yang ada saja di pasaran. Biasa itu pengiriman dari Jawa," ujar Trisno.
Pria 30 tahun itu mengatakan, pedagang songkok mulai berjualan seminggu sebelum Ramadhan, sampai selesai Idul Fitri. Bahkan sampai Idul Adha.
Harga songkok yang dijualnya beragam. Termurah dibanderol mulai Rp 30 ribuan. Sedangkan yang termahal bisa mencapai Rp 150 ribu sampai Rp 350 ribu.
"Model songkok yang banyak dicari adalah songkok polos hitam. Itu yang mahal," ujarnya.
Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Makassar dan Sekitarnya Rabu 14 April 2021
Trisno menuturkan, sebelum pandemi melanda, ia bisa melayani permintaan dari daerah hingga ribuan unit. Tapi karena adanya kebijakan larangan mudik sejak tahun lalu, ia kini hanya mengandalkan pengendara jalan untuk membeli dagangannya.
"Pembeli biasa ada pesan banyak buat dibawa ke daerah. Diborong. Sekarang pulang kampung tidak bisa. Jadi orang lewat saja kita andalkan," ucap Trisno.
Kondisi tersebut praktis ikut berdampak pada omzet penjualannya. Trisno mengaku, sebelum pandemi, ia bisa meraup keuntungan bersih sebesar Rp 20 juta rupiah. Sayangnya, kini dirinya harus menerima kenyataan dengan penurunan pendapatan yang cukup drastis.
"Sekarang hasil penjualan bisa mencapai Rp 10 juta bersih dalam sebulan. Sebelum pandemi bisa sampai Rp 20 juta. Itu pun susah sekali dapat Rp 10 juta," jelasnya.
Padahal, lanjut Trisno, dirinya harus merogoh kocek cukup dalam untuk memodali usahanya. Butuh Rp 15 jutaan, belum lagi bayar lapak.
Trisno berharap, pandemi Covid-19 segera berlalu agar ia dan rekannya sesama pedagang songkok bisa kembali untung. Seperti tahun-tahun sebelumnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Bareskrim Nyatakan Ijazah S1 UGM Jokowi Asli, Bernomor 1120 dengan NIM 1681/KT
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah dengan Chipset Snapdragon Terbaik Mei 2025
-
6 'Bansos' Disalurkan Pemerintah Mulai Juni 2025, Ini Daftar dan Sasarannya
-
Profil Arkhan Fikri: Anak Emas Shin Tae-yong, Pemain Muda Terbaik BRI Liga 1
-
PSS Sleman Degradasi, Pemain Timnas Brasil dan Australia Ungkap Kesedihan
-
Shayne Pattynama Tulis Prediksi Skor Timnas Lawan China di Sandal
Terkini
-
Guru Ngaji Ditangkap Densus 88 di Gowa: Diduga Terlibat Terorisme dan Simpan Bom Rakitan?
-
BRI Terus Kawal Mimpi Anak Muda di Pentas Sepak Bola Lewat Sponsorship GFL Series 3
-
5 Maklumat MUI Kota Makassar Terkait LGBT
-
Rumah Digeledah di Makassar Terkait Kasus Kredit PT Sritex
-
Selvi Ananda Dua Kali Salah: Sulawesi Disebut Sumatera, Ini Reaksi Hadirin