SuaraSulsel.id - Beragam kuliner ditawarkan untuk sajian buka puasa selama Ramadhan. Kuliner khas di Kota Makassar yang bisa dicicipi saat berbuka adalah Pisang Epe.
Kuliner khas Makassar ini banyak dijumpai di sekitar Pantai Losari. Mulai buka sore hingga malam hari.
Pisang Epe adalah kuliner dari buah pisang. Dibakar lalu dijepit. Dalam bahasa Makassar artinya epe.
"Dulu menu Pisang Epe cuma pakai gula merah sama kelapa. Ada juga sempat pakai nangka tapi sekarang sudah tidak ada. Dikasih nama Pisang Epe karena diepe yang artinya dijepit," kata Ansar (28 tahun) pemilik usaha jajanan Pisang Epe kepada SuaraSulsel.id, Selasa 13 April 2021.
Jajanan Pisang Epe yang dijual di sekitar Pantai Losari sudah memiliki banyak varian rasa. Mulai dari Pisang Epe rasa durian, coklat, coklat durian, coklat susu, coklat milo, milo susu, keju susu, keju gula, keju durian, keju coklat, keju milo susu, keju coklat milo, keju milo durian dan keju milo gula.
Semuanya mengikuti selera konsumen. Sehingga pengunjung dapat memesan sesuai dengan selera masing-masing.
Meski pembuatannya terlihat sederhana, Pisang Epe menjadi kuliner favorit wisatawan yang berkunjung ke Pantai Losari. Karena mengeluarkan aroma khas pisang bakar dan campuran bumbu yang ditaburkan di atas pisang.
Selain rasanya yang enak, untuk dapat mencicipi satu porsi Pisang Epe, pengunjung tidak perlu mengeluarkan banyak uang. Pisang Epe hanya dijual seharga Rp 10 ribu hingga Rp 13 ribu per porsi.
"Harganya sesuai menu saja," ujar Ansar.
Baca Juga: Ramadhan, Billy Syahputra Kenang Menu Favorit Buka Puasa Olga Syahputra
Ansar mengungkapkan bahan dasar untuk membuat jajanan Pisang Epe tersebut menggunakan jenis Pisang Gepok. Alasannya, karena Pisang Gepok memiliki tekstur yang tidak banyak mengandung air. Mempermudah saat proses pembakaran.
"Kalau pisang raja terus berair kalau dibakar. Jadi susah," ungkap Ansar.
Proses pembuatan Pisang Epe, kata Ansar, juga tidak terlalu rumit. Setiap pisang yang sudah dikupas bersih dari kulitnya mulanya dijepit menggunakan alat kayu yang kenal dengan sebutan "pengepe" hingga pisang menjadi pipih. Tujuannya, adalah agar kandungan air di dalam pisang keluar.
Setelah pipih, kata dia, pisang kemudian dibakar secara merata. Sampai pisang menjadi setengah matang.
"Dibakar biasa saja dulu. Sampai setengah masak. Kalau ada orang pesan baru kita kasih kering," kata dia.
"Sudah itu baru kita jepit sampai pipih kemudian dibakar. Pisangnya harus yang setengah matang. Jangan yang matang sekali karena setengah mati dibakar," tambah Ansar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Krisis Gaji P3K di Donggala, Ini Kata Gubernur Sulteng
-
BNPT Mudahkan Korban Terorisme Klaim Hak: Cukup Klik 2 Link Ini
-
BYD atau Chery? Ini Mobil Listrik Kaum Sultan di Makassar
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Dendam Narkoba Motif Pembunuhan Berencana di Polewali Mandar, Pelaku Terancam Hukuman Mati