Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 14 April 2021 | 09:37 WIB
Pedagang Pisang Epe di sekitar Pantai Losari Kota Makassar / [SuaraSulsel.id / Muhammad Aidil]

SuaraSulsel.id - Beragam kuliner ditawarkan untuk sajian buka puasa selama Ramadhan. Kuliner khas di Kota Makassar yang bisa dicicipi saat berbuka adalah Pisang Epe.

Kuliner khas Makassar ini banyak dijumpai di sekitar Pantai Losari. Mulai buka sore hingga malam hari.

Pisang Epe adalah kuliner dari buah pisang. Dibakar lalu dijepit. Dalam bahasa Makassar artinya epe.

"Dulu menu Pisang Epe cuma pakai gula merah sama kelapa. Ada juga sempat pakai nangka tapi sekarang sudah tidak ada. Dikasih nama Pisang Epe karena diepe yang artinya dijepit," kata Ansar (28 tahun) pemilik usaha jajanan Pisang Epe kepada SuaraSulsel.id, Selasa 13 April 2021.

Baca Juga: Ramadhan, Billy Syahputra Kenang Menu Favorit Buka Puasa Olga Syahputra

Jajanan Pisang Epe yang dijual di sekitar Pantai Losari sudah memiliki banyak varian rasa. Mulai dari Pisang Epe rasa durian, coklat, coklat durian, coklat susu, coklat milo, milo susu, keju susu, keju gula, keju durian, keju coklat, keju milo susu, keju coklat milo, keju milo durian dan keju milo gula.

Semuanya mengikuti selera konsumen. Sehingga pengunjung dapat memesan sesuai dengan selera masing-masing.

Meski pembuatannya terlihat sederhana, Pisang Epe menjadi kuliner favorit wisatawan yang berkunjung ke Pantai Losari. Karena mengeluarkan aroma khas pisang bakar dan campuran bumbu yang ditaburkan di atas pisang.

Selain rasanya yang enak, untuk dapat mencicipi satu porsi Pisang Epe, pengunjung tidak perlu mengeluarkan banyak uang. Pisang Epe hanya dijual seharga Rp 10 ribu hingga Rp 13 ribu per porsi.

Pisang Epe dijajakan di sekitar Pantai Losari Kota Makassar / [SuaraSulsel.id / Muhammad Aidil]

"Harganya sesuai menu saja," ujar Ansar.

Baca Juga: Jadwal Sholat dan Buka Puasa Serang Banten 14 April 2021

Ansar mengungkapkan bahan dasar untuk membuat jajanan Pisang Epe tersebut menggunakan jenis Pisang Gepok. Alasannya, karena Pisang Gepok memiliki tekstur yang tidak banyak mengandung air. Mempermudah saat proses pembakaran.

"Kalau pisang raja terus berair kalau dibakar. Jadi susah," ungkap Ansar.

Proses pembuatan Pisang Epe, kata Ansar, juga tidak terlalu rumit. Setiap pisang yang sudah dikupas bersih dari kulitnya mulanya dijepit menggunakan alat kayu yang kenal dengan sebutan "pengepe" hingga pisang menjadi pipih. Tujuannya, adalah agar kandungan air di dalam pisang keluar.

Setelah pipih, kata dia, pisang kemudian dibakar secara merata. Sampai pisang menjadi setengah matang.

"Dibakar biasa saja dulu. Sampai setengah masak. Kalau ada orang pesan baru kita kasih kering," kata dia.

"Sudah itu baru kita jepit sampai pipih kemudian dibakar. Pisangnya harus yang setengah matang. Jangan yang matang sekali karena setengah mati dibakar," tambah Ansar.

Pisang yang sudah dibakar kemudian dipotong-potong kecil lalu dihidangkan ke atas sebuah piring. Untuk ditaburi berbagai jenis topping. Sesuai dengan selera pengunjung.

"Sudah sejak dulu jadi menu buka puasa di sini. memang hari pertama agak sunyi pengunjung. Tapi setelah pertengahan puasa itu baru pengunjung meledak ke sini," terang Ansar.

Usaha jajanan Pisang Epe yang dijalankan Ansar di area Pantai Losari tersebut merupakan usaha turun temurun dari orang tuanya. Kini, usaha Ansar pun telah memiliki lima cabang di Makassar.

"Masih SMP saya ikut jualan sama orang tua. Maksudnya usaha ini usaha dari orang tua. Sekarang cabang sudah ada lima semua di Makassar," katanya.

Kontributor : Muhammad Aidil

Load More