Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Sabtu, 10 April 2021 | 19:14 WIB
Perkampungan Mukmin An Nadzir di Kelurahan Romang Lompoa, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulsel / [SuaraSulsel.id / Muhammad Aidil]

Kemudian, bergerak di bidang peternakan dan perikanan, buruh bangunan, pegawai negeri, pegawai PLN, guru hingga menjadi pengusaha dan pedagang. Untuk menghidupi keluarganya.

"Masing-masing jemaah itu beraktivitas sesuai dengan skil yang dimiliki masing-masing. Bahkan, ada juga kita punya jemaah meski pun hanya sekali-kali datang ke sini. Ada TNI dan Polri begitu, dia tidak mukim di sini dia tinggal di luar. Kadang hanya buat pondok di sini datang sekali-kali misalnya untuk jumatan. Jadi latar belakangnya di sini bervariasi," beber Samiruddin.

Pimpinan Jemaah An Nadzir Ustadz M Samiruddin Pademmui di Masjid Baitul Muqaddis, Sabtu 10 April 2021 / [SuaraSulsel.id / Muhammad Aidil]

Samiruddin tidak menampik bahwa memang ada sejumlah jemaah An Nadzir yang sudah tidak aktif dalam kegiatan amalan zikir akbar pada malam Jumat untuk jemaah pria. Sedangkan, untuk kegiatan amalan jemaah An Nadzir perempuan digelar setiap hari Minggu.

"Kita di sini, itu ada standar amalan. Paling tidak datang jumatan, ada juga setiap malam Jumat zikir akbar begitu. Kalau ibu-ibunya itu setiap hari Minggu. Itu yang saya kira anggota An Nadzir yang aktif melakukan kegiatan. Kalau yang lain itu mungkin karena sibuk dengan aktivitas di luar. Jadi dia hanya menjalankan amalan-amalan yang diajarkan guru dan imam An Nadzir saja ya. Yang berkaitan dengan hukum dan sunah yang sudah diajarkan," katanya.

Baca Juga: Jadi Ciri Khas, 3 Makanan Ini Pasti Selalu Ada Pas Ramadan

Kontributor : Muhammad Aidil

Load More