SuaraSulsel.id - Warga Desa Amba Kumina, Kecamatan Laea, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara tidak mau berlarut-larut terpuruk karena pandemi Covid-19.
Desa dengan jumlah 146 kepala keluarga ini berusaha bangkit dan berhasil membangun ekonomi keluarga di saat daerah lain mengalami krisis.
Warga Desa Amba Kumina kini mendapatkan penghasilan yang fantastis di tengah pandemi Covid-19. Setiap kepala keluarga mampu menghasilkan uang Rp 15 juta setiap bulan.
Rahasianya diungkapkan Kepala Desa Amba Kumina, Sahlan Tawulo. Sahlan mengatakan, sejak mewabahnya virus corona, warga desa sangat terpuruk. Khususnya masalah ekonomi.
Semua hasil bumi yang dipanen warga tidak membuahkan hasil maksimal. Hasil pertanian dan perkebunan yang dibawa ke pasar tidak laku.
Kepala Desa Sahlan Tawulo kemudian melakukan inovasi, mengubah sistem pertanian warganya dengan menggunakan pola tanam jangka menengah. Warga diminta bercocok tanam nilam.
Dengan menggunakan dana desa, Sahlan mengumpulkan seluruh warga untuk mengelola lahan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang sebelumnya diperjuangkan menjadi APL (Areal Penggunaan Lain ) untuk dikelola oleh warga. Lahan dimanfaatkan untuk menanam nilam.
Di lahan seluas 290 Ha, setiap KK memperoleh lahan seluas 2 (dua) hektare. Bibit nilam diberikan secara gratis.
Setiap 2 Hektare lahan, dibagi menjadi delapan blok dengan delapan kali penanaman. Hingga pada saat blok kedelapan selesai ditanam, blok pertama dapat dipanen.
Baca Juga: Sebuah Paket Kardus Mencurigakan di Makassar Diamankan Tim Gegana
Setiap blok mampu menghasilkan 14 Kg minyak nilam. Dengan harga per kilo Rp 450 ribu. Hingga setiap KK bisa mendapatkan penghasilan Rp 15 juta setiap bulan.
"Sejak pandemi corona melanda bangsa kita, warga desa saya sangat terpuruk Pak. Karena hampir seluruh hasil ladang yang mereka jual di pasar, hasilnya sangat mengecewakan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja, hampir tidak cukup," ungkap Sahlan Tawulo kepada Telisik.id -- jaringan Suara.com
"Hingga akhirnya, dana desa saya alihkan seluruhnya untuk menanam nilam dan memanfaatkan lahan HTI yang telah saya urus statusnya melalui Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup menjadi APL. Saya bagi-bagikan kepada setiap KK seluas 2 Ha. Seluruh pembiayaan dan bibitnya saya gratiskan dengan memanfaatkan dana desa. Alhamdulillah, semua warga sudah bisa menikmati hasilnya dari bercocok tanam nilam," tambahnya.
Sisa lahan APL yang luasnya 180 Ha, oleh Sahlan Tawulo, akan dijadikan sebagai kebun percontohan penanaman pohon porang, agar warga mendapatkan penghasilan tambahan. Program ini akan Ia prioritaskan kepada pemuda yang masih menganggur.
Saat ini, warga Desa Amba Kumina, Kecamatan Laea, sudah bisa merasakan hasil keringat mereka.
Bahkan desa tersebut kini sedang berbenah untuk mewakili Kecamatan Laea mengikuti lomba desa tingkat Kabupaten Konawe Selatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Jejak Fakta Fakultas Ekonomi Unhas: Alumni Pertama Orang Toraja
-
Rektor Unhas Dituduh Terafiliasi Partai Politik? Prof JJ Siapkan Langkah Hukum
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
BMKG Minta 12 Daerah di Sulawesi Selatan Waspada
-
Ditolak Banyak RS, Muh Ikram Langsung Ditangani RSUD Daya: Kisah Anak Yatim Viral di Makassar