SuaraSulsel.id - Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla atau biasa disapa JK mengatakan, masjid tidak pernah dijadikan tempat merencanakan dan merancang aksi teror.
Menurut JK, berdasarkan hasil pemeriksaan aksi teror yang terjadi di tanah air, selalu terungkap aksi mereka dirancang dan direncanakan dari rumah kontrakan.
Termasuk aksi bom bunuh diri yang terjadi baru-baru ini di Gereja Katedral Makassar. Aksi dirancang dari rumah kontrakan di dekat rumah ibu pelaku.
Tidak dijadikannya masjid sebagai tempat perencanaan dan perancangan aksi teror karena sifat masjid yang terbuka dan tidak dibatasi oleh kelompok tertentu.
Baca Juga: Jelang Magrib, Empat Tersangka Korupsi Pembangunan Masjid Sriwijaya DItahan
JK memberi contoh, jika masjid dibangun oleh Muhammadiyah, maka NU diperbolehkan untuk melakukan ibadah di masjid tersebut.
Hal ini disampaikan Jusuf Kalla saat menjadi pembicara di Mudzakarah Pembina Rohani Islam Masjid Kementerian/Lembaga dan BUMN di Hotel Novotel Mangga Dua Jakarta, Rabu 31 Maret 2021.
“Kalau kita lihat pemeriksaan tersangka teroris tidak pernah menyebut mereka merancang aksinya dari masjid. Umumnya dirancang dan direncanakan di rumah kontrakan. Termasuk pelaku bom gereja katedral makassar, dirancang di rumah kontrakan dekat rumah ibunya,".
"Tidak dijadikannya masjid sebagai tempat perancangan dan perencanaan aksi teror, karena masjid itu sifatnya terbuka, tidak dibatasi oleh kelompok. Meskipun itu dibangun oleh orang Muhammadiyah, orang NU boleh salat di situ,” ujar JK.
JK juga mengimbau agar pengurus majid waspada. Apabila ada perkumpulan jemaah yang terdiri dari 4-5 orang, melakukan kajian dengan suara yang perlahan.
JK meminta pengurus masjid untuk menegur kegiatan tersebut, dikhawatirkan sedang melakukan kajian tentang radikalisme.
Baca Juga: Sebentar Lagi Ramadan, Sudah Tahu Belum Beda Masjid dan Musala?
“Hati-hati kalau ada di masjid kelompok-kelompok terdiri dari 4-5 orang dan kemudian ada gurunya, kajian sambil berbisik-bisik. Pengurus masjid harus tegur itu, jangan sampai mereka sedang kajian radikalisme,” pesan JK.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kebijakan Gibran Ingin Terapkan Kurikulum AI Diskakmat Menteri Pendidikan
- Timur Tengah Membara, Arab Saudi dan Qatar Batal Jadi Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia 2026?
- 6 Mobil Matic Bekas di Bawah Rp 40 Juta: Cocok untuk Pemula dan Ramah di Kantong
- 7 HP Murah Kamera Terbaik Mulai Rp 800 Ribu, Lebih Tinggi dari iPhone 16 Pro Max
- Pramono Ajak Anies Nobar Persija di JIS: Sekarang Tuan Rumahnya Saya, Bukan yang Bikin Nggak Nyaman
Pilihan
-
6 HP Samsung Rp1 Jutaan Terbaik Juni 2025: RAM Besar, Kamera Resolusi Tinggi
-
Matias Almeyda Pelatih Baru Sevilla, Bek Timnas Indonesia Jadi Rekrutan Pertama?
-
Gerald Vanenburg Blak-blakan Usai Panggil Muka-muka Baru di Timnas Indonesia U-23
-
8 Motor Bebek Bekas Harga Rp3 Jutaan: Performa Tetap Gahar, Irit Bahan Bakar
-
Serangan Fajar Rudal Iran Langsung Lumpuhkan Fasilitas Minyak Terbesar Israel
Terkini
-
19 Kantor Bank di Sulawesi Selatan Tutup, Apa yang Terjadi?
-
Toyota Land Cruiser Angkut Bupati Sidrap Syaharuddin Alrif Kecelakaan di Barru
-
Sudah 105 Rumah Terbakar di Makassar, 5 Orang Meninggal
-
Anak Kecanduan Medsos? Menteri Meutya Usul Larangan HP di Sekolah, Setuju?
-
Fadli Zon Ungkap Fakta 'Perkosaan Massal' Mei 1998