Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 25 Maret 2021 | 08:57 WIB
Kongres PMII di Kota Kendari diwarnai kericuhan, Rabu 24 Maret 2021 malam / [Telisik.id]

SuaraSulsel.id - Kongres Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ke XX di Aula Kantor Balai Latihan Kerja Kota Kendari diwarnai kericuhan.

Kericuhan yang terjadi pada malam hari, Rabu 24 Maret 2021, berawal dari sebagian peserta kongres yang tidak terdaftar memaksa masuk. Sehingga terjadi pelemparan batu ke arah panitia.

Peserta kongres dari Zona VI yang meliputi wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua, hanya diperbolehkan masuk oleh panitia pelaksana yang telah teregistrasi.

Hal ini diungkapkan oleh Asis Tumada, Koordinator Panitia Lokal. Menurutnya, sesuai dengan aturan panitia nasional semua peserta harus terdaftar dan teregistrasi.

Baca Juga: Mengerikan Suasana Kongres HMI Ricuh, Kursi Terbang, Peserta Kocar-kacir

Namun, peserta dari beberapa cabang yang tidak memenuhi syarat memaksa masuk, hingga sempat terjadi kericuhan.

"Memang benar tadi sempat terjadi kericuhan, yang mana para peserta dari beberapa cabang yang tidak teregistrasi yaitu dari cabang Wajo, Maros, Jeneponto, dan Luwu Utara. Mereka Memaksa masuk, namun kami dari pihak panitia lokal tidak memperbolehkan masuk, karena ini sesuai keputusan panitia nasional," ungkapnya kepada telisik.id -- jaringan Suara.com

Kendati demikian, aksi tersebut tidak berlangsung lama. Beruntung pihak aparat yang telah berkoordinasi dengan panitia berhasil menghalau massa.

Saat peristiwa, suasana di lokasi dipenuhi ratusan massa. Petugas dari Polresta Kendari masih terus berjaga-jaga di depan kantor BLK kendari.

Pemilihan Ketua Umum PMII

Baca Juga: Tangkap 6 Orang, Ribuan Anggota HMI dari Makassar Jadi Fokus Pengamanan

Salah satu agenda kongres PMII di Kendari adalah pemilihan Ketua Umum PB PMII.

Mengutip dari Antara, kader Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) mendorong dibentuknya tim penyelamat organisasi. Lantaran Kongres XX PMII tidak kunjung terlaksana.

Salah seorang kandidat Ketua Umum PB PMII Zulfahmy Wahab Kaharuddin dalam keterangannya di Jakarta, menyayangkan adanya kekosongan kepemimpinan setelah kepengurusan sebelumnya meletakkan jabatannya.

"Sejak dinyatakan demisioner Ketua Umum Agus Mulyono Herlambang pada Kongres XX ini menyisakan beban, terlantar dan tak jelas forum persidangannya," kata Zulfahmy.

Seharusnya, lanjut dia, dalam etika persidangan ketua umum tidak boleh dinyatakan demisioner apabila belum ada pengganti ketua umum.

"Sekarang sudah 3x24 jam PB PMII belum mendapatkan ketua umum yang baru," jelasnya.

Oleh karena itu, kata Zulfahmy, demi keberlangsungan dan keselamatan organisasi PB PMII dirinya mengajak para kader tercinta untuk menyelamatkan organisasi PMII dengan membentuk tim penyelamatan organisasi PMII.

Tugas tim penyelamatan PMII, kata dia, untuk mengisi kekosongan kepemimpinan tingkat nasional.

Zulfahmy menyampaikan sejumlah poin yang perlu dilaksanakan yaitu menunda jalannya Kongres PMII sampai ada penanggung jawab yang sah dan mengembalikan kongres satu tempat agar berlangsung secara aman, jujur, dan adil.

"Kami juga meminta pemilihan ketua umum dilakukan di PB PMII sebagai rumah bersama dan rumah kaum pergerakan. Selain itu mendorong terbentuknya tim penyelamatan organisasi sebagai penanggung jawab persiapan pemilihan ketua umum," jelasnya.

Pihaknya juga menolak intervensi eksternal dalam proses pemilihan Ketua Umum PB PMII.

"Kami mendukung penuh program Presiden Republik Indonesia, khususnya pemulihan ekonomi nasional," tuturnya.

Load More