SuaraSulsel.id - Kepergian Herman Lantang, pendiri organisasi Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) juga membawa duka mendalam bagi pencinta alam di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Salah satunya datang dari senior Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Muslim Indonesia atau Mapala UMI di Kota Makassar, Agustinus Leonard Utong.
Sebelum Herman Lantang tutup usia pada usia 80 tahun, Senin (22/3/2021) dini hari pukul 03.00 WIB, Agustinus sempat bersama dengan sahabat Soe Hok Gie tersebut di Makassar pada 2013 silam.
"Saya baru saja dengan beliau (Herman Lantang), ketemu dengan almarhum. Saya terakhir dengan almarhum itu kan 2013," kata Agustinus kepada SuaraSulsel.id, Selasa (23/3/2021).
Agustinus mengungkapkan kebersamaannya dengan Herman Lantang atau yang akrab disapa dengan sebutan Oppa Herman terjadi saat proses rekrutmen anggota Garuda Nusantara.
Kala itu, Herman Lantang diundang untuk hadir memberikan motivasi kepada para mahasiswa pecinta alam di Makassar.
"Kalau kita sih panggil dia dengan sebutan Oppa Herman ya. Kebetulan Garuda Nusantara dalam posisi rekrutmen kemarin, untuk penerima anggota baru tahun 2013," ungkap Agustinus.
Menurut Agustinus, Herman Lantang alias Oppa Herman merupakan sosok yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai pecinta alam.
Selain itu, juga sebagai inpiratif untuk pengembangan pemuda-pemuda di Indonesia di dunia pecinta alam.
Baca Juga: Teman Soe Hok Gie, Herman Lantang Disemayamkan di Rumah Duka Harapan Kita
"Sosok Oppa Herman itu selalu menjaga nilai-nilai pecinta alam, memberikan arahan, motivasi, spirit dan sebagainya. Teman-teman pencinta alam itu melihat Herman Lantang sebagai sosok yang memberikan nilai-nilai dan ikut mengembangkan dunia pencinta alam," kata dia.
"Saya jujur bahwa nama besar beliau di pencinta alam itu hebatlah. Beliau salah satu pendiri Mapala UI bersama dengan Soe Hok Gie," tambah Agustinus yang juga diketahui sebagai Dans Ops Garuda Nusantara Wilayah Indonesia Timur.
Selama di Makassar, kata Agustinus, Herman Lantang diketahui cenderung lebih suka mengkomsumsi makanan yang diolah secara alami.
"Beliau itu lebih senang dengan masakan yang pengolahannya itu alami. Kalau di lapangan itu, dia suka dengan yang rebus-rebus dan bakar-bakar," beber Agustinus.
Yang paling mengesankan, kata dia, adalah saat melihat aksi Herman Lantang yang turun langsung ke Sungai Biseang Labboro, Kabupaten Maros yang medannya cukup sulit untuk dilalui. Dengan berjalan kaki.
Apalagi, waktu itu Herman Lantang telah berusia cukup rentan untuk ikut berjalan kaki di Sungai Bisseang Labboro, Maros. Sehingga, menjadi pusat perhatian mahasiswa Pecinta Alam UMI Makassar.
"Beliau itu jalan dalam kondisi medan yang rintangannya lumayanlah. Di medan bebatuan," katanya.
"Semangat beliau dalam menjaga keseimbangan itu luar biasa. Di situ sempat diperhatikan sama teman-teman, bahwa ini Oppa yang umurnya sudah rentan begini masih sanggup. Walaupun kadang dia pakai tongkat," sambung Agustinus.
Meski begitu, Agustinus mengaku tidak mengetahui betul bagaimana sebenarnya kehidupan Herman Lantang. Semua ini dikarenakan proses kebersamaan Agustinus dengan Herman Lantang terbilang cukup singkat.
"Saya mengenal almarhum itu tidak lama, tidak terlalu banyak. Soal bagaimana kehidupan beliau, paling yang bisa saya cerita yang terakahir di Makassar tahun 2013. Itu saya bersama dengan dia dengan usia yang sudah renta, tapi semangatnya luar biasa," tutur Agustinus.
Kata dia, orang yang paling dekat dengan Herman Lantang adalah Ketua Yayasan Garuda Indonesia, Ully Hary Rusadi bersama suaminya. Selaku orang yang memperkenalkan Herman Lantang dengan Agustinus.
"Saya mengenal beliau itu dari Bunda Ully dan Pak Wiro itu. Bisa dekat dengan dia kan. Tapi untuk mengetahui sampai detail saya tidak bisa, karena tidak lama sama Pak Herman Lantang," jelas Agustinus.
Karena itu, setelah mendapat kabar mengenai Herman Lantang telah tutup usia, Agustinus pun mencoba menghubungi Ully. Untuk mengetahui mengetahui informasi terkait Herman Lantang.
"Tadi saya coba konfirmasi, cuma mereka lagi sibuk buat pemakaman almarhum (Herman Lantang). Saya juga kurang tahu di mana mau dimakamkan. Tadi saya belum dapat informasinya soal rencana pemakamannya di mana. Saya juga tidak dapat informasinya beliau meninggal karena sakit apa atau apa?," katanya.
Kontributor : Muhammad Aidil
Berita Terkait
Terpopuler
- Pemain Terbaik Liga 2: Saya Siap Gantikan Ole Romeny!
- Pemain Arsenal Mengaku Terbuka Bela Timnas Indonesia
- 1 Detik Pascal Struijk Resmi Jadi WNI, Cetak Sejarah di Timnas Indonesia
- 4 Sedan Bekas Murah di Bawah Rp 30 Juta: Perawatan Mudah, Cocok untuk Anak Muda
- Pelatih Belanda Dukung Timnas Indonesia ke Piala Dunia: Kluivert Boleh Ambil Semua Pemain Saya
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan RAM 12 GB Memori 512 GB, Performa dan Kamera Handal
-
Tiba di Mapolresta Solo dengan Senyum Lebar, Jokowi Ucapkan Ini ke Wartawan
-
Datangi Mapolresta Solo, Jokowi Jalani Pemeriksaan Kasus Fitnah Ijazah Palsu
-
Jokowi Hari Ini Diperiksa di Mapolresta Solo, Tunjukkan Ijazah Asli?
-
Jelang Super League, PSIM Yogyakarta Ziarahi Makam Raja: Semangat Leluhur untuk Laskar Mataram
Terkini
-
Gubernur Gorontalo Ingin Pindahkan Ibu Kota? Ini Penjelasan Biro Hukum
-
Warga Makassar Siap-Siap! Pemkot Hapus PBB & BPHTB Demi Program 3 Juta Rumah
-
BRI Dukung KDMP, Program Pemerintah untuk Ekonomi Kerakyatan Desa
-
Negara Akui Tedong Bonga! Simbol Status dan Jati Diri Toraja
-
Bukti Transformasi Digital BRI Sukses: BRImo Super App Tembus 42,7 Juta Pengguna