Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 15 Maret 2021 | 15:52 WIB
Tumpukan botol berbagai ukuran berisi sophia, minuman beralkohol tradisional di NTT. (Antara/Kornelis Kaha)

SuaraSulsel.id - Meski dalam ajaran Agama Islam, alkohol dan narkoba haram untuk dikonsumsi, tapi beberapa umat muslim di Amerika Serikat mengaku kecanduan.

Sebuah kelompok Muslim di New York pun mencoba mengatasi masalah kecanduan alkohol dan narkoba.

Dengan cara menggelar program yang disebut Islami Milati. Program ini menggabungkan pendekatan spiritual Islam dengan langkah penanggulangan kecanduan.

Program Islami Milati digelar Masjid Islamic Brotherhood di Kota New York, setiap Selasa dan Kamis malam.

Baca Juga: Modus Baru Kurir Narkoba Sembunyikan Sabu di Dalam Sandal

Di masjid berdinding hijau ini, enam hingga 10 orang Muslim biasanya berkumpul mengikuti program itu.

Pertemuan selama 90 menit tersebut biasanya dimulai dengan pembacaan Quran, sebelum akhirnya membahas kecanduan para pesertanya terhadap narkoba dan alkohol.

Yunus Aburachman, seorang pesertanya, mengatakan, ia sudah dua tahun terbebas dari narkoba dan alkohol sejak mengikuti program itu.

“Alhamdulillah, karena Allah membukakan pintunya untuk saya. Kalau kita benar-benar meminta pertolongan, pertolongan itu pasti ada. Islami Milati mengerti latar belakang saya, dan program ini menyadarkan saya dari ketersesatan selama ini," katanya.

Pria keturunan Afghanistan ini mengaku pernah mengikuti program serupa namun gagal. Ia merasa program penanggulangan kecanduan yang pernah diikutinya, Alcoholics Anonymous (AA) dan Narcotics Anonymous (NA), kurang sesuai untuk dirinya yang memiliki latar belakang pendidikan agama Islam yang kuat.

Baca Juga: Patuhi Suami Selipkan Sabu di Kiriman Makanan Ke Penjara, Maya Ketahuan

Lewat Islami Milati, ia merasa kembali menemukan jati dirinya sebagai Muslim. Ia bisa kembali beribadah dan mempelajari agamanya secara lebih dalam. Yang juga tak kalah penting, ia bisa kembali ke keluarganya yang pernah membuangnya karena kecanduan dan perilakunya yang buruk.

Muhammed Syafik, salah seorang konsultan program Islami Milati, mengatakan, seperti halnya komunitas-komunitas lain, kasus kecanduan alkohol dan narkoba di kalangan Muslim relatif tinggi. Sayangnya, banyak komunitas Muslim cenderung menghindar atau bahkan angkat tangan bila berhadapan dengan kasus kecanduan.

“Kecanduan itu sesuatu yang umum terjadi. Sayangnya komunitas Muslim pada umumnya tidak sensitif terhadap masalah ini mengingat Islam memang melarang minuman beralkohol dan narkoba. Di negara-negara Barat, seperti Amerika Serikat, yang mayoritas penduduknya non-Muslim, banyak Muslim yang mudah tersesat. Para pemuda Muslim, contohnya, berusaha sedemikian rupa menyesuaikan diri dengan lingkungan pergaulannya. Jika kebetulan mereka berada dalam lingkungan yang keliru, mereka akan dengan mudah terbawa arus atau tersesat," katanya.

Menurut Abdul Wakil Muhammad, ketua Program Islami Milati cabang New York, program itu sebetulnya mengadopsi teknik-teknik yang sebelumnya dikembangkan untuk Alcoholics Anonymous dan Narcotics Anonymous. Bedanya, para pesertanya dilatih untuk memperkaya batin dengan pengetahuan agama dan doa-doa.

Program ini menabukan penggunaan istilah kecanduan. Para pesertanya diminta menggambarkan “kecanduan” mereka sebagai “fallen human condition” atau kondisi keterpurukan manusia.

Muhammad sendiri dulunya adalah pecandu narkoba dan alkohol. Ia menganut Islam sejak 1995, dua tahun setelah bergabung dalam program Islami Milati. Sejak itu ia aktif dalam program-program penanggulangan kecanduan, dan bahkan menjadi salah satu ketuanya.

Load More