Disisi lain, kerugian ekonomi akibat infeksi penyakit pada industri akuakultur sangat besar. Selain kerugian ekonomi berupa kematian ikan, juga berdampak pada hilangnya lapangan kerja beberapa sektor seperti pada kasus udang windu dimana sebagian besar pembenihan skala rumah tangga tidak memproduksi lagi benih udang windu karena permintaan yang kurang.
"Di Indonesia, peranan akuakultur akan menjadi sangat penting. Saat ini potensi lahan yang tersedia untuk budidaya ikan masih sangat besar, karena dari potensi lahan yang ada baru dimanfaatkan sebesar 29.8%, sedangkan lahan tambak baru dimanfaatkan sebesar 22.5%. Untuk menghindari munculnya penyakit pada ikan budidaya tersebut dapat dilakukan banyak hal salah satunya pengendalian lalu lintas ikan serta perbaikan genetik produk benih/induk," jelas Hilal.
Prof Zainuddin dalam pidato pengukuhan mengangkat judul "Pengembangan Pakan Rendah Protein untuk Menunjang Produksi Udang Vaname yang Efisien".
Udang Vaname merupakan salah satu jenis udang yang memiliki daya tahan relatif tinggi terhadap penyakit. Jenis udang ini lebih toleran terhadap perubahan lingkungan. Dalam proses pemeliharaan, ketersediaan pangan menjadi salah satu faktor penting.
Keberhasilan proses budidaya udang Vaname ditentukan oleh kualitas pakan yang digunakan dan pemberian pakan yang baik. Pakan udang rendah protein menjadi salah satu solusi yang dapat diberikan. Dimana, memiliki keunggulan secara teknis dan ekonomis. Penggunaan pakan udang rendah protein mampu menekan biaya produksi sekitar 12% dari total biaya produksi pada satu siklus pemeliharaan.
Lebih lanjut, Prof Zainuddin menuturkan pakan yang kandungan proteinnya terlalu tinggi selain menyebabkan biaya produksi tinggi, juga berpotensi menurunkan kualitas media budidaya.
Olehnya itu, pemanfaatan pakan buatan dengan kadar protein rendah perlu terus dikaji agar harga pakan buatan dapat terjangkau oleh petani dan pihak industri pakan udang tidak terlalu bergantung pada impor tepung ikan.
"Dengan memanfaatkan karbohidrat yang lebih tinggi dalam formulasi pakan udang melalui mekanisme protein sparring effect, paling tidak biaya produksi dapat ditekan dan mampu mengemilir buangan ammonia-N ke dalam lingkungan budidaya," jelas Zainuddin.
Baca Juga: Terkuak! Edhy Prabowo Disebut Perintahkan Beli Sepeda Rp168 Juta
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
Terkini
-
Dua Napi Lapas Parepare Kendalikan Jaringan Sabu di Samarinda
-
Terungkap! 6 Tokoh Kekerasan Dunia yang Jadi "Idola" Pelaku Bom di SMAN 72 Jakarta
-
Anak Korban Penculikan Diberi Pendampingan Pemulihan Traumatik
-
Mahasiswa Demo Tuntut Evaluasi Serius PSN di Luwu Timur
-
Pencuri Sapi di Enrekang Dibebaskan Kejaksaan, Ini Alasannya!