Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Sabtu, 16 Januari 2021 | 16:00 WIB
Warga Mamuju korban gempa sudah dua hari di lokasi pengungsian / [Foto Istimewa]

SuaraSulsel.id - Satu hari pasca gempa dengan magnitudo 6,2 di Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat, warga yang mengungsi mulai terserang penyakit. Kondisi pengungsian yang tidak layak membuat banyak yang terpapar penyakit.

Warga sudah dua hari bertahan di pengungsian. Tersebar di beberapa lokasi di Mamuju dan Majene. Jaringan komunikasi dan listrik masih terganggu. Menyulitkan warga dalam berkomunikasi.

"Sudah dua hari kami sekeluarga di pengungsian daerah ketinggian. Saya khawatir karena kami sekeluarga sakit. Selalu di mobil saja istirahat. Mohon doanya semua," kata Arifin di Mamuju.

Mengutip dari pojokcelebes.com -- jaringan suara.com, kondisi pengungsi di beberapa lokasi terlihat semakin memprihatinkan. Khususnya untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi.

Seperti yang terpantau di lokasi pengungsian Stadion Manakarra Mamuju. Puluhan tenda pengungsi berjejer di sepanjang jalan stadion. Saat ini sudah mulai kesulitan air bersih, makanan tambahan bayi, popok, dan susu.

Salah satu warga yang mengungsi dari jalan Tuna Mamuju, Asmira, mengaku 2 hari tinggal di pengungsian. Asmira mengaku bayinya sudah mulai kekurangan kebutuhan pokok seperti susu, popok, dan air bersih.

Warga korban gempa membangun tenda di lokasi pengungsian di Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat 15 Januari 2021 / [Foto Istimewa]

”Anak saya terpaksa minum air gula pak pengganti susu, popok, dan susu sama sekali tidak ada pak. Karena kami panik sehingga persediaan sudah mulai habis yang dibawa dari rumah,” kata Asmira yang memiliki bayi umur 3 bulan.

Asmira berharap pemerintah bisa segera menyalurkan bantuan kepada ibu – ibu yang memiliki bayi.

”Ini sangat penting pak, kami butuh susu dan popok. Saya belum tahu sampai kapan kami bisa bertahan di sini mengingat masih ada gempa,” jelasnya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More