SuaraSulsel.id - Pemerintah akan melakukan vaksinasi Covid-19 dalam waktu dekat. Vaksin tahap pertama sudah dikirim ke berbagai daerah. Meski belum ada izin dari BPOM.
Sambil menunggu izin keluar, pemerintah daerah mulai melakukan persiapan dan sosialisasi ke masyarakat.
Juru bicara Covid-19 Sulawesi Utara dr Steaven Dandel menjelaskan, beberapa kriteria yang tidak bisa menerima vaksin ini. Mengutip dari Beritamanado.com -- jaringan suara.com
Sesuai SK Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemkes No 02.02/4/1/2021 tentang petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi dalam rangka penanggulangan COVID-19, sedikitnya ada 14 kondisi tubuh yang tidak bisa diberi vaksin Covid-19 produksi sinovac, yaitu:
1.Pernah terkonfirmasi positif Covid-19
2.Ibu hamil dan menyusui
3.Menjalani tetapi jangka panjang terhadap penyakit kelainan darah
4.Penyakit jantung
5.Autoimun (lulus, sjogre, vasculitis
6.Penyakit ginjal
7.Reumatik autoimun
8.Penyakit saluran pencernaan kronis
9.Penyakit hipertiroid
10.Penyakit kanker, kelainan darah, defisiensi imun, penerima transfusi
11.Gejala ISPA (Batuk, pilek, sesak napas) 7 hari sebelum vaksinasi
12.Diabetes melitus
13.HIV
14.Penyakit paru (asma, tuberkolosis)
“Untuk komorbid (penyakit bawaan) hipertensi dan diabetes itu, pada kondisi tertentu bisa diberikan vaksin. Kondisi tertentu itu adalah kalo hipertensinya dan gula darahnya sudah terkontrol,” jelas Dandel, Rabu (6/1/2021).
Kemudian bagi penyintas Covid-19 juga tidak divaksin karena dianggap telah kebal terhadap virus.
“Penyintas asumsinya sudah ada kekebalan terhadap virus. Sementara vaksin tujuannya adalah untuk membentuk kekebalan. Jadi kalau sudah ada kekebalan di dalam tubuh, tidak logis untuk menyuntikkan vaksin supaya dicetus lagi proses pembentukan kekebalannya,” jelas Dandel.
Lanjut Dandel, 14 poin tadi hanya untuk vaksin jenis Sinovac, kemungkinan akan berbeda aturan untuk vaksin jenis lainnya.
Baca Juga: Geger Dokter Sarankan Suntik Vaksin COVID-19 di Penis, Ini Fakta Lengkapnya
Diketahui, untuk tahap awal, vaksinasi akan dilakukan kepada Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK), disusul tahap II kepada TNI, Polri dan ASN untuk pelayan-pelayan publik yang ada di depan semisal guru.
Adapun jenis vaksin yang diperoleh Indonesia yaitu dari Cina Sinovac 125 juta dosis, dari Amerika-Canada Novavax 50 juta dosis, dari Inggris AstraZeneca 50 juta dosis, serta Pfizer dari perusahaan Amerika-Jerman 50 juta dosis.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Sahroni Ditemukan Tewas, Dikubur Bersama 4 Anggota Keluarganya di Halaman Belakang Rumah
- Link Resmi Template Brave Pink Hero Green Lovable App, Tren Ubah Foto Jadi Pink Hijau
- Penuhi Tuntutan Demonstran, Ketua DPRA Setuju Aceh Pisah dari Indonesia
- Presiden Prabowo Tunjuk AHY sebagai Wakilnya ke China, Gibran ke Mana?
Pilihan
-
Maulid Nabi Muhammad SAW: Amalkan 3 Doa Ini, Raih Syafaat Rasulullah di Hari Spesial
-
Video Ibu Jilbab Pink Maki-maki Prabowo dan Minta Anies Jadi Presiden: Deepfake?
-
Bisnis Riza Chalid Apa Saja? Sosok Koruptor Berjulukan The Gasoline Godfather
-
ASI Itu Bodyguard, Vaksin Itu Sniper: Kenapa Bayi Butuh Dua-duanya, Bukan Cuma Salah Satunya!
-
5 Rekomendasi HP Murah Baterai Awet di Bawah Rp 2 juta, Tahan Seharian! Terbaik September 2025
Terkini
-
Pemprov Sulsel Usul Rp233 Miliar untuk Bangun Ulang Gedung DPRD
-
Mantan Pegawai Bank Divonis 3 Tahun Kasus Uang Palsu
-
Gubernur Sulsel-BPOM Teken MoU Hibah Lahan dan Pendirian Politeknik Rp1,7 Triliun
-
PKKMB Tanpa Perpeloncoan, Universitas Megarezky Fokus Bangun Karakter Mahasiswa Unggul
-
Warga Bone Lompat di Jembatan Watu Cenrana