Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 24 Desember 2020 | 15:30 WIB
Ketua PMI Jusuf Kalla bertemu sejumlah tokoh dan ulama di Afghanistan membahas upaya perdamaian dengan Taliban, Rabu (23/12/2020) / [Foto: Tim Media JK]

“Saya tidak pernah ragukan keikhlasannya Pak JK. Karena saya sendiri sudah kenal anda dengan baik. Makanya ketika bapak mau datang saya bersyukur sekali karena ternyata bapak tidak pernah membiarkan kami jalan sendiri sekarang," ungkapnya.

Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PMI Pusat, Hamid Awaludin yang turut serta dalam rombongan JK mengungkapkan kesepahaman antar faksi di Afghanistan akan mudah tercapai.
Karena tidak ada pembicaraan mengenai perubahan konstitusi. Semua faksi menyepakati pemerintahan Islam hanya model pelaksanaannya saja yang berbeda.

Karena terkait pemahaman terhadap hukum Islam itu sendiri. Namun ia optimis dengan adanya pertemuan ulama Se-Asia dan ulama Afgganistan serta Taliban, perdamaian di Afghanistan akan segera menemui titik terang.

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI, KH Muhyidin Junaidi yang juga turut menyertai JK pada pertemuan tersebut menambahkan, ulama Afghanistan sangat tertarik dengan kehidupan toleransi antar umat beragama di Indonesia.

Baca Juga: Akhiri Konflik Afganistan, Jusuf Kalla akan Undang Taliban ke Indonesia

Mereka menilai toleransi Indonesia sangat bagus, padahal penduduknya mayorita muslim, ada kristen serta Hindu dan Budha.

Untuk itu Muhyidin menjelaskan bahwa sejarah toleransi di Indonesia sudah sangat panjang, bukan baru saat ini.

Sebelum Sslam masuk, Hindu dan Budha sudah terlebih dahulu menyebar di Nusantara, lalu Islam masuk dengan pendekatan budaya-budaya lokal. Sehingga diterima masyarakat.

Dalam perkembangannya Islam di Indonesia kemudian kita kenal islam jalan tengah atau Islam Wasatiah.

Baca Juga: Jusuf Kalla Ingin Undang Taliban ke Jakarta

Load More