Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 20 November 2020 | 12:20 WIB
Ilustrasi agama, berdoa [shutterstock]

SuaraSulsel.id - Video pembaiatan yang diduga melenceng dari ajaran islam heboh di Kota Palopo.

Tiga orang mahasiswi yang sedang melakukan praktik kerja di SMPN 8 Palopo, dibaiat oleh HS.

HS adalah suami dari seorang guru SMP tempat mahasiswi tersebut melakukan praktik.

Dalam keterangannya, Kepala Kemenag Kota Palopo, Rusdy Hasyim mengaku, sebelum dibaiat, ketiga mahasiswi ini diiming-imingi hadiah.

Baca Juga: Detik-detik Mobil Damkar Kecelakaan Saat Bertugas, Seperti Adegan di Film

Mahasiswi yang berhasil mendapatkan 10 pengikut, dapat hadiah 1 unit motor.

"Kami sudah koordinasi dengan kejaksaan dan kepolisian. Mahasiswi dalam video itu juga sudah dimintai keterangan," kata Rusdy, Jumat (20/11/2020).

Namun, informasi tersebut kata Rusdy masih dari satu pihak. Sang pembaiat, HS belum dimintai keterangan.

"Nanti tim dari Kejaksaan yang akan menindaklanjuti. Karena kasus ini resmi ditangani tim dari Kejaksaan," tambahnya.

Tim yang dimaksud adalah tim Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Aliran Keagamaan Masyarakat (Tim PAKEM) Kejari Kota Palopo.

Baca Juga: Bikin Iri, Pria Ini Viral karena Dapat Kado Komponen Otomotif dari Pacar

Apabila, hasil dari tim tersebut menemukan adanya dugaan aliran sesat, maka akan dilakukan penanganan lebih lanjut.

"Bisa pidana jika itu betul-betul aliran sesat. Nanti tim dari Kejaksaan yang tentukan," jelasnya.

Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman juga meminta masyarakat agar selalu mewaspadai aliran sesat yang tidak sejalan dengan syariat Islam. Hal seperti ini bisa memecah bela persaudaraan.

"Kita tidak tahu, jangan sampai hal-hal seperti ini ada di sekitar kita. Tetap waspadai aliran-aliran yang tidak sejalan dengan syariat islam," ujar Sudirman.

Ia mengaku persoalan yang dihadapi umat Islam saat ini adalah konflik antara sesama umat Islam itu sendiri. Jangan sampai hal seperti ini terjadi di Sulsel.

Sebelumnya, pembaiatan itu terjadi saat guru HN mengajak tiga mahasiswi untuk makan kapurung di rumahnya.

Dari situlah, HS memprospek mereka dengan membaca tulisan yang tertera di laptop.

Tulisan tersebut berjudul, "atas nama Tuhan semesta alam yang maha pengasih dan maha pengasih dan penyayang. Dalam poin itu disebutkan rela korbankan harta dan diri demi Tuhan semesta alam.

Karena bunyi kalimatnya yang aneh, satu dari tiga mahasiswi itu kemudian merekam dan mengadukan hal ini ke pihak sekolah.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More