Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Sabtu, 17 Oktober 2020 | 15:03 WIB
Chaerul, pembuat pesawat ultralight dari Kabupaten Pinrang berkunjung ke Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Jumat 16 Oktober 2020 / Foto : Istimewa

SuaraSulsel.id - Chaerul, pembuat pesawat ultralight dari Kabupaten Pinrang berkunjung ke Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Jumat 16 Oktober 2020.

Kunjungan ini adalah bagian dari proses pendampingan pembuatan pesawat ultralight yang sesuai standar.

Beberapa komponen pesawat dikerjakan di Fakultas Teknik Unhas. Salah satunya rusuk sayap dibuat di Laboratorium Teknologi Mekanik Kampus Teknik Unhas, Gowa.

Selanjutnya perakitan sayap dan rangka pesawat akan dilakukan di bengkel Hairul di Pinrang. Pertengahan November mendatang.

Baca Juga: Gubernur Sulsel Akan Sekolahkan Montir Perakit Pesawat asal Pinrang

Ketua Tim Pendampingan Pesawat Ultralight Hairul, Prof Nasaruddin Salam mengatakan, tahapan desain telah selesai pada bulan September.

Bulan Oktober ini masuk ke tahap manufaktur, selanjutnya pada bulan November akan dilakukan perakitan di bengkel Hairul di Pinrang.

Tim pendampingan ini berfungsi membantu dan memfasilitasi mewujudkan impian Chaerul untuk membuat pesawat ultralight yang sesuai standar dan layak terbang.

Model pesawat berasal dari Chaerul yang disesuaikan dengan kaidah desain teknologi dan prinsip keselamatan penerbangan.

Chaerul, pembuat pesawat ultralight dari Kabupaten Pinrang berkunjung ke Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Jumat 16 Oktober 2020

Viral Setelah Berhasil Terbangkan Pesawat

Baca Juga: Bikin Pesawat Terbang dari Barang Bekas, Haerul Terinspirasi Sosok Habibie

Chaerul adalah montir dari Pinrang. Awal tahun 2020, videonya menerbangkan pesawat di pinggir pantai Pinrang viral di media sosial.

Chaerul sukses merakit sendiri pesawat terbang jenis ultra light, hingga bisa terbang.

Warga Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan ini beberapa kali gagal. Sampai akhirnya bisa terbang.

Pesawat tersebut berhasil diterbangkan oleh Chaerul di kawasan pantai Ujung Tape, Kecamatan Mattiro Sompe, Pinrang.

Pesawat buatan Chaerul hanya bermodalkan barang rongsokan yang banyak ditemui di bengkel. Kegemarannya memodifikasi motor membuat Chareul tertantang membuat pesawat. Setelah belajar otodidak di Youtube.

Chaerul mengaku menghabiskan uang sekitar Rp 23 juta. Untuk merakit satu pesawat ultralight.

Pria yang hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 3 Sekolah Dasar ini bahagia. Keinginannya sejak kecil untuk naik pesawat terbang bisa terwujud.

Load More