Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 07 Oktober 2020 | 21:03 WIB
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah meninjau lokasi pembibitan jeruk keprok Selayar dan menyerahkan kultivator di Kabupaten Kepulauan Selayar, Rabu (7/10/2020) / Foto : Humas Pemprov Sulsel

"Serta merosotnya nilai ekonomi buah jeruk karena rendahnya kualitas dan kuantitas buah jeruk. Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil belum maksimal," jelas Ardin.

Populasi tanaman jeruk keprok per hektare sekitar 250-300 pohon. Namun, kondisi saat ini baru bisa memproduksi 68 kuintal per hektare. Jauh dari produksi optimal sekitar 200 kuintal per hektare.

Program-program pengembalian kejayaan keprok Selayar ini akan dimulai dengan penggunaan bibit asli selayar.

Kemudian melakukan kajian plasma nutfah untuk mendapatkan sumber bibit unggul khas selayar. Serta membangun instalasi kebun benih dan kebun plasma nutfah.

Baca Juga: Jokowi: Pertanian Penyumbang Tertinggi Ekonomi di Tengah Pandemi

Demikian juga penyempurnaan rekomendasi teknologi tepat guna dan budidaya tanaman, melakukan daerah percontohan atau mengembangkan pertanaman jeruk keprok selayar, berskala kawasan 50-100 hektare per kawasan.

"Di samping teknologi penyakit tanaman dan pasca panen kita akan dorong untuk itu," kata Ardin.

Dukungan kegiatan jeruk keprok selayar dari pemerintah tahun 2020 ini adalah pengembangan jeruk selayar sebanyak 9.000 pohon.

Juga sudah ditetapkan 300 pohon induk dan akan menjadi batang bawah Selayar. Setiap pohon bisa membibitkan sampai 300 ribu pohon per tahun.

Untuk penetapan calon petani dan kawasan pengembangan sudah ada seluas 100 hektare serta penyiapan kawat duri sebanyak 1.300 rol.

Baca Juga: Kondisi Alam Pulau Buru Dinilai Menjanjikan untuk Produktivitas Pertanian

Pihaknya juga telah membantu petani jagung seluas 688 hektare untuk pakan ternak di Selayar serta kacang hijau seluas 100 hektare.

Load More