Tanaman jeruk keprok selayar mengalami kejayaan Tahun 1970-an. Saat itu produksi sangat melimpah dengan harga yang kompetitif.
Banyak petani di Kepulauan Selayar yang menghidupi keluarganya, menyekolahkan anak-anaknya dari tanaman jeruk.
Namun sangat disayangkan kejayaan jeruk keprok Selayar pada saat ini sudah mulai hilang. Dengan terjadinya penurunan luas pertanaman, produksi, dan produktivitas.
Penyebabnya adalah sistim budidaya tanaman yang masih belum menerapkan teknologi tepat guna. Berupa penggunaan bibit yang sehat, pemupukan, pengairan dan pengendalian.
Kesuburan dan kesehatan tanah yang semakin menurun. Demikian juga adanya serangan hama penyakit seperti diplodia dan phytophthora.
"Serta merosotnya nilai ekonomi buah jeruk karena rendahnya kualitas dan kuantitas buah jeruk. Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil belum maksimal," jelas Ardin.
Populasi tanaman jeruk keprok per hektare sekitar 250-300 pohon. Namun, kondisi saat ini baru bisa memproduksi 68 kuintal per hektare. Jauh dari produksi optimal sekitar 200 kuintal per hektare.
Program-program pengembalian kejayaan keprok Selayar ini akan dimulai dengan penggunaan bibit asli selayar.
Kemudian melakukan kajian plasma nutfah untuk mendapatkan sumber bibit unggul khas selayar. Serta membangun instalasi kebun benih dan kebun plasma nutfah.
Baca Juga: Jokowi: Pertanian Penyumbang Tertinggi Ekonomi di Tengah Pandemi
Demikian juga penyempurnaan rekomendasi teknologi tepat guna dan budidaya tanaman, melakukan daerah percontohan atau mengembangkan pertanaman jeruk keprok selayar, berskala kawasan 50-100 hektare per kawasan.
"Di samping teknologi penyakit tanaman dan pasca panen kita akan dorong untuk itu," kata Ardin.
Dukungan kegiatan jeruk keprok selayar dari pemerintah tahun 2020 ini adalah pengembangan jeruk selayar sebanyak 9.000 pohon.
Juga sudah ditetapkan 300 pohon induk dan akan menjadi batang bawah Selayar. Setiap pohon bisa membibitkan sampai 300 ribu pohon per tahun.
Untuk penetapan calon petani dan kawasan pengembangan sudah ada seluas 100 hektare serta penyiapan kawat duri sebanyak 1.300 rol.
Pihaknya juga telah membantu petani jagung seluas 688 hektare untuk pakan ternak di Selayar serta kacang hijau seluas 100 hektare.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan