Komitmen serupa, juga ia tunjukkan, ketika bertugas di RS Corona di Pulau Galang.
Keliling dengan Sepeda Cobra
Arifin senang menggunakan sepeda selama bertugas di RS Darurat Wisma Atlet.
Sepeda tersebut adalah alat transport Arifin dalam kawasan RSDC Wisma Atlet. Sebagai gambaran, Wisma Atlet itu dibangun di atas tanah seluas 10 hektar, terdiri dari 10 tower.
Total luas area bangunan Wisma Atlet mencapai 468.700 meter persegi. Memang, tidak semua tower digunakan untuk RSDC Wisma Atlet.
Tapi, itu untuk mendapatkan gambaran, betapa sepeda itu dibutuhkan Muhamad Arifin untuk mempercepat gerak dari tower yang satu ke tower yang lain.
Di sepeda itu, digantungkan label bertuliskan “Cobra” dengan dasar hitam dan tulisan putih. Apa maksudnya? Muhamad Arifin menuturkan, cobra itu mengacu ke nama ular. Kita tahu, gambar ular selalu ada di tiap logo apotek di seluruh dunia.
Beberapa literatur menyebutkan, ular yang dimaksud adalah ular milik Aesculapius atau Asclepius, seorang dewa yang dikenal sebagai dewa pengobatan dan penyembuh dalam mitologi Yunani.
Nah, spirit untuk menyembuhkan itulah yang terus digelorakan oleh Muhamad Arifin kepada seluruh pemangku kepentingan di RSDC Wisma Atlet.
Dengan kata lain, Muhamad Arifin melaksanakan tugasnya dengan sepenuh jiwa-raga. Ia menempatkan tugas ini sebagai tugas mulia, tugas kemanusiaan. Baik sebagai seorang dokter gigi spesialis orto, maupun sebagai militer berpangkat Letnan Kolonel Laut, Muhamad Arifin berupaya sepenuhnya agar para pasien kembali pulih.
Baca Juga: 30 Kementerian Jadi Klaster Covid-19, Kantor Menkes Terawan Paling Banyak
Dari serangkain tugas menyangkut evakuasi warga Indonesia dari Kota Wuhan, evakuasi warga dari kapal pesiar World Dream, pembangunan RS Corona di Pulau Galang, hingga pendirian RSDC Wisma Atlet ini, Muhamad Arifin menilai, Covid-19 adalah bagian dari sejarah bangsa-bangsa di dunia. Termasuk, bagian sejarah Indonesia.
Ia berharap, agar seluruh warga berupaya secara sungguh-sungguh menghadapi pandemi Covid-19 ini.
“Kita harus menghadapinya secara bersama-sama, dengan membangun solidaritas bersama. Antara lain, dengan menjaga kesehatan diri, supaya tidak tertular dan tidak menulari,” ungkap Arifin, yang sudah dua tahun menjadi Komandan Batalyon Kesehatan I Marinir, Cilandak.
Untuk menjaga kekompakan tim di RSDC Wisma Atlet, Arifin secara intensif menggalang komunikasi dengan semua unsur yang terlibat dalam operasional.
Baik dari kalangan TNI, Polri, Kemenkes, dan para relawan. Mereka secara bersama-sama bertekad: Pantang Pulang Sebelum Corona Tumbang.
Arifin menuturkan, dibutuhkan pengendalian diri yang kuat, untuk menjalankan tugas dalam konteks Percepatan Penanggulangan Covid-19 tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
Terkini
-
Bank Mandiri Resmi Buka Livin Fest 2025 di Makassar, Sinergikan UMKM dan Industri Kreatif
-
GMTD Diserang 'Serakahnomics', Kalla Ditantang Tunjukkan Bukti
-
Dugaan Korupsi Pengadaan Bibit Nanas di Sulsel, Kejati Kejar Dana Rp60 Miliar
-
Kejati Geledah Ruang Kepala BKAD Pemprov Sulsel Dijaga Ketat TNI
-
BREAKING NEWS: Kejati Sulsel Geledah Kantor Dinas Tanaman Pangan