Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Minggu, 09 Maret 2025 | 16:39 WIB
Ilustrasi: Suasana salat tarwih di Masjid Al Markaz Al Islami Makassar, Sulsel pada Ramadhan 1446 Hijriah [SuaraSulsel.id/ANTARA]

SuaraSulsel.id - Bulan Suci Ramadan selalu menjadi momen istimewa bagi umat Islam. Di Makassar, Yayasan Masjid Almarkaz Al Islami menghadirkan program unik yang semakin memperkaya suasana ibadah.

Tahun ini, sebanyak 150 muballigh disiapkan untuk memberikan dakwah selama Ramadhan, termasuk dengan sentuhan khas—menggunakan bahasa daerah.

Dakwah dalam Bahasa Makassar dan Bugis

Ketua Harian Yayasan Islamic Center Masjid Al Markaz, Prof. Mustari Mustafa, menyampaikan bahwa muballigh yang dihadirkan berasal dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Kabupaten Maros dan Sekitarnya, Minggu 9 Maret 2025

Mereka akan berdakwah tidak hanya dalam bahasa Indonesia, tetapi juga dalam bahasa Makassar dan Bugis.

“Muballigh dari daerah juga kita libatkan, termasuk berdakwah menggunakan bahasa daerah, ada yang bahasa Makassar dan bahasa Bugis,” ujar Prof. Mustari di Makassar, Minggu 9 Maret 2025.

Langkah ini tentu saja memberi nilai lebih. Tidak semua jemaah merasa nyaman atau akrab dengan ceramah berbahasa Indonesia formal.

Dengan pendekatan bahasa daerah, pesan-pesan dakwah bisa lebih mengena, terasa lebih akrab, dan menyentuh hati masyarakat.

Empat Sesi Dakwah Setiap Hari

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Kota Parepare dan Sekitarnya Jumat 7 Maret 2025

Selama bulan Ramadhan, Masjid Al Markaz menyiapkan empat sesi dakwah setiap harinya. Dakwah pertama dilakukan setelah sholat subuh, kemudian setelah sholat dhuhur.

Selanjutnya, ada kuliah tujuh menit (Kultum) menjelang buka puasa, serta dakwah khusus setelah sholat tarawih.

Ke-150 muballigh yang bertugas telah melalui proses seleksi ketat dan mendapatkan pembekalan khusus.

Fokus utama ceramah mereka adalah menyampaikan pesan-pesan menyejukkan dan menghindari tema-tema yang dapat memicu perpecahan di tengah masyarakat.

“Ke-150 orang muballigh ini sudah kita tentukan, dakwahnya harus lembut dan moderat. Mereka juga dibina langsung oleh Ustaz Das’ad Latif,” tambah Mustari.

Selain memberikan ceramah, para muballigh juga akan mengawal tadarus Al-Qur'an yang dilakukan setiap sore selepas sholat ashar.

Lomba Dakwah untuk Remaja dan Berbagai Kegiatan Syiar

Ramadhan di Masjid Al Markaz tak hanya soal ceramah dan ibadah. Tahun ini, yayasan juga menggelar berbagai kegiatan syiar Islam, salah satunya lomba dakwah bagi remaja di bawah usia 18 tahun.

Lomba ini digelar bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI). Para pemenang nantinya akan berkesempatan mengikuti audisi dakwah tingkat nasional di Samarinda.

Tak hanya itu, Masjid Al Markaz juga mengadakan lomba bedug dan qasidah yang bertujuan untuk menghidupkan semarak Ramadhan.

Suasana masjid pun akan semakin meriah dengan adanya Pesantren Ramadhan bagi 100 anak, yang berlangsung mulai 6 hingga 20 Maret 2025.

1.300 Paket Takjil dan Nasi Gratis Setiap Hari

Ramadhan juga identik dengan berbagi. Masjid Al Markaz menyediakan 1.300 paket takjil dan nasi setiap hari bagi para jemaah.

Program ini terwujud berkat dukungan dari berbagai donatur, termasuk sejumlah tokoh nasional.

Beberapa nama yang turut berkontribusi di antaranya adalah mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla serta Kepala BPOM.

Dengan adanya bantuan ini, semakin banyak masyarakat yang dapat menikmati berbuka puasa secara gratis di masjid.

Dengan hadirnya muballigh berbahasa daerah, berbagai lomba, pesantren Ramadhan, hingga penyediaan makanan berbuka, Masjid Al Markaz semakin memperkuat perannya sebagai pusat kegiatan keislaman di Makassar.

Bagi masyarakat yang ingin merasakan atmosfer Ramadhan yang penuh keberkahan dan kebersamaan, Masjid Al Markaz menjadi salah satu tempat yang sangat direkomendasikan.

Semoga program-program ini semakin memperkuat nilai-nilai Islam dan mempererat tali persaudaraan di bulan yang penuh rahmat ini.

Load More