SuaraSulsel.id - Memahami tanda-tanda awal autisme dapat membantu anak-anak mendapatkan diagnosis dan intervensi dini yang sangat penting untuk perkembangan mereka.
Autisme atau gangguan spektrum autisme (ASD) adalah kelainan perkembangan yang memengaruhi cara seseorang berperilaku, berkomunikasi, berinteraksi, dan belajar. Autisme dapat diderita oleh siapa saja, tanpa memandang jenis kelamin atau ras.
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti terjadinya autisme. Namun studi meyakini bahwa faktor genetik memainkan peran penting, misalnya faktor risiko lain seperti saudara kandung dengan autisme, orang tua yang berusia lebih tua dan berat badan terlahir rendah. Termasuk kondisi genetik tertentu seperti down syndrome, fragile x, dan rett.
Sementara dalam sebuah studi, paparan polusi udara atau pestisida tertentu, obesitas pada ibu, diabetes, atau gangguan sistem kekebalan tubuh merupakan faktor risiko potensial.
Selain itu, komplikasi kelahiran yang mengakibatkan kekurangan oksigen ke otak bayi juga dapat meningkatkan risikonya. Gejala autisme dapat bervariasi pada setiap orang, namun ada beberapa tanda awal yang dapat dikenali, antara lain kurangnya kontak mata, tidak merespons nama mereka.
Tidak menunjukkan ekspresi wajah pada usia 9 bulan, ketidakmampuan untuk terlibat dalam permainan interaktif sederhana, dan menggunakan sedikit atau tidak ada gerakan pada usia 12 bulan.
Anak tersebut mungkin kesulitan untuk berbagi minat dengan orang lain pada usia 15 bulan, gagal menunjukkan sesuatu yang menarik pada usia 18 bulan, tidak menyadari ketika orang lain terluka atau kesal saat umur dua tahun.
Tidak menunjukkan minat bermain dengan anak lain ketika usia tiga tahun, dan mengalami kesulitan. dengan permainan pura-pura pada umur empat tahun. Selain itu, mereka mungkin tidak menunjukkan kemampuan seperti menyanyi, menari, atau berakting pada usia 60 bulan.
Mereka mungkin menunjukkan perilaku tertentu yang terbatas atau berulang seperti menyusun mainan atau benda lain, mengulang kata atau frasa, dan memusatkan perhatian pada bagian benda.
Tanda lainnya yang diperlihatkan mereka mungkin mengembangkan minat obsesif seperti mengepakkan tangan, mengayun-ayunkan tubuh, atau berputar-putar, lebih suka mengikuti rutinitas tertentu dan bisa menjadi kesal jika rutinitas itu terganggu, memiliki reaksi yang tidak biasa terhadap rangsangan sensorik pada suara, bau, rasa, pemandangan atau sensasi sentuhan.
Berita Terkait
-
5 Teknik Psikoterapi untuk Menangani Gangguan Mental, Ciptakan Coping Mechanism Sehat
-
Hindari Makanan Ini Saat Lebaran Jika Punya Kolesterol Tinggi
-
Persiapan Mudik Bareng Anak: Dokter Sarankan Ini Agar Perjalanan Lancar Tanpa Drama!
-
10 Obat Herbal Terbaik untuk Menjaga Kesehatan Jantung secara Alami
-
7 Ramuan Herbal untuk Meningkatkan Fungsi Hati Secara Alami
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
Terkini
-
Polisi Tangkap Pengeroyok Panitia Salat Idulfitri di Selayar
-
BRI Waspadai Kejahatan Siber Selama Lebaran 2025 dengan Melindungi Data Pribadi Nasabah
-
Polisi Tangkap Petta Bau, Pimpinan Aliran Tarekat Ana Loloa di Maros
-
2 Pengendara Motor Tertimpa Pohon Tumbang Depan Markas Kodam XIV Hasanuddin
-
Penampakan Gubernur Sulsel Andi Sudirman dan Menteri Pertanian Andi Amran Lebaran di Kampung