Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 06 Desember 2022 | 14:57 WIB
Ilustrasi AIDS [SuaraSulsel.id/pixabay.com]

SuaraSulsel.id - Warga Sulawesi Selatan yang mengidap HIV/Aids atau dikenal ODHA meningkat dari tahun ke tahun.

Sebanyak 30 persen penyebabnya disebut karena hubungan sesama jenis bagi pria atau homoseksual.

Dinas Kesehatan Pemprov Sulsel mencatat ada 22.237 orang yang mengidap HIV/Aids di tahun 2022. Mereka tersebar di 24 kabupaten kota.

"Angkanya sangat tinggi. Kita bahkan masuk tujuh besar secara nasional," ujar Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sulsel, Ardadi, Selasa, 6 Desember 2022.

Baca Juga: Profil Donald Bissa, Striker Naturalisasi PSM Makassar yang Cetak Gol Debut di Liga 1 2022-2023

Ardadi mengatakan ada 16.297 orang yang mengidap HIV. Sementara untuk penyakit Aids ada 5.940 orang.

Angka ini paling banyak ada di Kota Makassar. Kemudian disusul Palopo, Jeneponto, dan Parepare.

Penyebab paling tinggi karena hubungan seks antara lelaki dan lelaki. Kemudian, pasien tuberkolosis, waria, dan wanita penjajah seks.

"30 persennya karena homo. Kemudian ada 3 persen karena waria, 3 persen juga untuk wanita penjajah seks. Cukup tinggi bagi bagi pasien tuberkolosis, ada 9 persen," katanya.

Sementara, rentan usia mereka yang terkena rata-rata antara 25 tahun hingga 40 tahun. Kemudian, pasien didominasi oleh laki-laki yakni 76 persen.

Baca Juga: PSM Makasar Taklukan Persikabo, PSIS Benamkan Bali United di Manahan Solo

Kata Ardadi, para pengidap HIV/Aids ini terus dideteksi dan diberikan terapi antitetroviral atau ART.

Terapi ART adalah pengobatan bagi mereka yang terinfeksi HIV dengan beberapa obat. ART disebut dapat melambatkan pertumbuhan virus.

"Kita berusaha untuk memutus mata rantai orang yang positif dan negatif. Persoalannya adalah banyak orang yang AIDS tapi tidak diketahui. Mereka malu melapor. Ada juga yang tidak tahu dirinya (terjangkit)," jelasnya.

Solusinya, testing akan diperbanyak bagi mereka yang rentan. Seperti ibu hamil, pasien TBC, dan yang memiliki penyakit seksual.

"Testing saat ini baru 46,8 persen. Memang kita masih kurang," ungkapnya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More