Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 19 Oktober 2022 | 18:41 WIB
Faldy Ekal Tappe, berhasil meraih gelar sarjana setelah meneliti hubungn film animasi One Piece dengan gereja [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Faldy Ekal Tappe viral di media sosial. Ia dipuji-puji para pecinta seri manga Jepang, One Piece.

Mahasiswa Universitas Kristen Indonesia Toraja angkatan 2018 itu berhasil meraih gelar sarjana gegara film One Piece. Ia telah mengikuti prosesi wisuda pada bulan September 2022.

Faldy mengatakan menyusun skripsi setelah menelaah antara relasi kelompok bajak laut topi jerami dalam animasi One Piece berdasarkan pemikiran John D. Zizioulas dalam The One and The Many.

Cerita itu kemudian disinkronkan dengan ilmu Teologi di agama kristen.

Baca Juga: Periksa Bupati Toraja Utara, KPK Cecar Soal Bupati Mimika Eltinus Tunjuk Orang Kepercayaan Kawal Proyek Gereja Kingmi

Kata Faldy, riset penelitian itu muncul setelah mengikuti alur cerita film tersebut setiap episode. Ia kemudian termotivasi untuk menghubungkan kisah Monkey D Luffy dan kawan-kawannya, dengan identitas gereja.

"Awalnya susah karena harus bicara soal metodologi," ujarnya, Rabu, 19 Oktober 2022.

Faldy mengaku harus menonton ulang film One Piece berulang kali saat menyusun skripsi. Setidaknya butuh waktu kurang lebih enam bulan hingga rampung.

Mahasiswa Fakultas Teologi itu juga mengaku ingin sesuatu yang berbeda. Apalagi, ia pernah melihat ada mahasiswa di Jawa yang menyusun skripsi setelah meneliti film Batman.

"Saya mau yang berbeda. Jadi karena suka film One Piece, jadi saya pikir ini menarik," ujarnya.

Baca Juga: Jepang Selidiki Gereja Unifikasi Setelah Pembunuhan Shinzo Abe

Faldy mengaku judul skripsinya "Eklesiologi Trinitaris One Piece: Telaah Terhadap Relasi Kelompok Bajak Laut Topi Jerami dalam Anime One Piece berdasarkan Pemikiran John D. Zizioulas dalam "The One" dan "The Many" itu sempat diragukan oleh dosen. Namun ia terus meyakinkan pembimbingnya.

"Pro dan kontra sempat ada. Tapi kita juga harus bertahan dengan teori dan metodologi dari judul. Sehingga tidak ada alasan bagi dosen pembimbing untuk tidak terima," jelasnya.

Kata Fadly, dari buku yang ia baca, gereja tidak pernah ada dengan sendirinya. Namun selalu berada dalam relasi dan persekutuan dengan yang lain.

Sama halnya dengan karakter anggota dalam kelompok "Topi Jerami". Mereka bersatu dengan keunikannya masing-masing, lalu mengarungi laut untuk mencapai mimpi bersama-sama.

Jika diibaratkan dalam gereja, komunitas ini adalah persekutuan yang utuh walau banyak perbedaan. Mulai dari suku, ras, dan bangsa.

"Cara seperti itu harusnya diterapkan di gereja. Bagaimana untuk mengarungi lautan dengan kasih walau banyak perbedaan," ungkapnya.

Upaya Faldy pun membuahkan hasil yang manis. Ia mendapat pujian dari kampusnya, hingga kini viral di internet.

"Riset di Fakultas Teologi UKI Toraja memang kita arahkan untuk mengkaji teologi modern seperti saat ini. Teologi Modern sangat berhubungan dengan pop-culture (budaya populer)," kata Wakil Dekan Fakultas Teologi UKI Toraja, Johana Tangirerung.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More