Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 20 Agustus 2022 | 14:37 WIB
Ilustrasi - Penjualan seragam sekolah di salah satu toko.

SuaraSulsel.id - Kisah pilu dialami oleh Andi Muhamad Iqbal, siswa SD Desa Mattampa Walie, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Ia dikeluarkan dari barisan peserta gerak jalan oleh pihak sekolah hanya karena seragamnya sudah kusam.

Videonya viral di media sosial setelah diunggah akun instagram @infobone. Peristiwa itu terjadi saat perayaan HUT ke-77 RI tingkat Kabupaten Bone di Lapangan Merdeka, Desa Mattampa Walie, Kecamatan Mare, Rabu (17/8/2022).

Dalam video terlihat, anak kelas V sekolah dasar itu menanggung sedih sambil duduk di pangkuan ayahnya setelah disuruh keluar barisan.

Ayah Iqbal, Andi Alwi mengaku anaknya dikeluarkan dari barisan peserta gerak jalan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia karena bajunya sudah berwarna kekuningan. Sementara, ia tak punya cukup uang untuk membeli baju baru.

"Saya hanya buruh tani. Tidak mampu belikan dua baju baru sekaligus karena adiknya (Iqbal) juga masuk gerak jalan," ujarnya, Sabtu, 20 Agustus 2022.

Alwi mengaku, saat perayaan HUT RI lalu, Iqbal tiba-tiba mendatangi ibunya. Ia menangis tersedu-sedu.

Saat ditanyakan alasannya menangis, Iqbal mengaku dikeluarkan jadi peserta gerak jalan karena warna bajunya berbeda dengan peserta lain.

"Dia datang ke mamanya ditanya, nak, kenapa menangis? dia bilang dikasih keluar. Kenapa? bajuku tidak baru," kata Alwi menirukan pernyataan anaknya.

Alwi mengaku sangat menyayangkan keputusan pihak sekolah. Sebab, Iqbal sudah ikut latihan berminggu-minggu latihan dan dikeluarkan pada saat sudah di lokasi.

Usai viral di media sosial, pihak sekolah mendatangi rumah keluarga Iqbal. Kepala Sekolah SD Negeri 233 Mattampawalie Rostina bahkan menangis-nangis di depan siswa tersebut.

Rostina mengatakan video yang ada di media sosial adalah kesalahpahaman. Ia mengaku sangat sedih dengan kejadian tersebut.

"Saya sakit, sakit sekali baca di medsos ini anak dikeluarkan karena bajunya kekuningan. Tidak begitu (kejadiannya)," kata Rostina.

Ia mengatakan Iqbal hanya peserta cadangan pada gerak jalan tersebut. Sehingga ia diletakkan di luar barisan.

"Itu kesalahpahaman antara orang tua dan guru. Jadi kalau dikeluarkan dari barisan gara-gara hanya karena baju sudah kekuningan, itu tidaklah benar," ujarnya.

Usai kejadian itu, sejumlah pihak membuka donasi untuk membantu Iqbal membeli seragam baru. Salah satunya adalah organisasi sosial Ayo Makassar Berbagi.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More