Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 17 Juni 2022 | 07:32 WIB
Jusuf Kalla saat menjadi pembicara dalam Seminar Kebangsaan dalam side event Rakernas Parta NasDem di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (16/6/2022) [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan bahwa momen politik tahun 2022 adalah adalah momen politik yang romantis.

JK menjelaskan mengapa tahun ini adalah tahun politik yang romantis. Menurut dia, karena pada tahun ini banyak yang tengah mencari pasangan seperti muda-mudi yang kasmaran.

Hal ini disampaikan JK, saat menjadi pembicara dalam Seminar Kebangsaan yang diikuti dalam side event Rakernas Parta NasDem di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (16/6/2022).

Partai NasDem tengah menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional 2022 dengan agenda pokok menentukan nama calon presiden yang akan mereka ajukan pada Pemilu 2022, yang menurut Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, partai politik itu pasti menentukan sosok yang terbaik dari yang baik.

Baca Juga: Jusuf Kalla Sebut Pemilu 2024 Tahun Politik yang Romantis, Ini Alasannya

Ia menyebutkan, "vote" (sosok peraih suara terbanyak) yang dipilih DPW Partai NasDem sebagai bakal calon presiden belum tentu dipilih sebagai kandidat calon presiden dari Partai NasDem.

"Belum tentu (dipilih), karena pada dasarnya pembobotan yang dicalonkan itu sama, siapa pun itu," kata dia, di sela-sela pelaksanaan Rapat Kerja Nasional Partai NasDem 2022, di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis 16 Juni 2022.

Nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mendominasi sebagai bakal calon presiden yang diusulkan DPW Partai NasDem. Dari 34 DPW yang mengusulkan nama calon, hanya dua DPW yang tidak mengusulkan nama Baswedan, yakni Papua Barat dan Kalimantan Timur.

Selain nama itu, nama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, juga paling banyak diusulkan oleh DPW NasDem.

Menurut Paloh, nama-nama yang diusulkan 34 DPW cukup positif dari aspirasi dari para peserta Rakernas Partai NasDem ini.

Pada Pembukaan Rakernas Partai NasDem 2022, dia mengatakan, Indonesia memerlukan pemimpin yang bisa membangkitkan Indonesia pasca pandemi Covid-19.

"Kita perlu pemimpin yang bisa bangkit pasca pandemi, mampu menjaga eksistensi negeri ini di tengah gelombang perubahan dunia," katanya.

Baca Juga: Blak-blakan! Jusuf Kalla: Bukan Partai Besar, Partai Tengah Ambil Peran di Pilpres 2024

Load More