SuaraSulsel.id - Kamis putih menjadi perayaan sakral menjelang paskah bagi gereja katolik. Momen ini untuk memperingati atau mengenang perjamuan malam terakhir Yesus Kristus dengan kedua belas muridnya.
Lalu apa maknanya? Bagi umat katolik, Kamis Putih adalah rangkaian penting. Juga dinamakan sebagai awal Tri Hari Suci sebelum paskah.
Pastor Paroki Gereja Katedral Makassar, Romo Wilhelmus Tulak mengatakan, perayaan Kamis Putih untuk mengenang dan merenungkan kisah sengsara Tuhan Yesus sebelum wafat. Saat itu Yesus menggelar perjamuan terakhir dan sudah memberi tanda bahwa ia akan ditangkap dan diadili.
Wilhelmus mengatakan pada malam di hari Kamis itu, Yesus menyerahkan diri sepenuhnya. Dia membagi-bagikan roti dan anggur sebagai lambang tubuh dan darah-Nya.
Baca Juga: Jadwal Ibadah Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Suci di Gereja Katedral Makassar
"Di momen ini juga ada 12 rasul atau murid yang dibasuh kakinya oleh Tuhan Yesus. Di gereja, kita juga menyiapkan 12 orang untuk dibasuh kakinya oleh Uskup. Sebagai bentuk meneladani Yesus," ujarnya.
Kata Wilhelmus, pencucian kaki dilakukan untuk menyatakan pelayanan dan cinta kasih kristus yang telah datang. Bukan untuk dilayani melainkan melayani.
Tradisi ini dilakukan oleh bangsa Yahudi sejak dulu. Namun lebih dulu dilakukan sebelum perjamuan terakhir.
"Tuhan Yesus ingin kasih kita contoh bahwa dia mau melayani dan merendahkan diri di hadapan murid-murdinya. Dengan demikian, murid-murid juga harus mau melayani sesama," jelas Wilhelmus.
Di momen paskah tahun ini, Wilhelmus mengajak agar semua umat bisa meneladani karakter Tuhan Yesus. Bagaimana untuk melayani dan berbagi kasih dengan sesama tanpa memandang suku, agama dan ras.
Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Hari Ini Kota Makassar Kamis 14 April 2022
"Seperti firman Tuhan, "supaya kamu berbuat sama seperti yang kuperbuat". Itu berarti kita juga harus berbuat apa yang Tuhan perbuat," katanya.
Sama seperti namanya, Kamis putih juga jatuh pada hari kamis sebelum hari paskah. Umat yang hadir di gereja juga kerap menggunakan kostum putih.
Namun menurut Wilhelmus, busana putih itu hanya pilihan umat sendiri. Karena gereja tidak mengatur soal warna pakaian.
"Gereja hanya mengatur busana liturgi untuk para pelayan. Jadi umat yang beribadah silahkan berpakaian bebas asal pantas dan rapi," jelasnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- Jangan Salah Pilih! Ini 3 Mobil Keluarga Bekas Rp50 Jutaan yang Paling Minim Perawatan
- 45 Kode Redeem FF Max Terbaru 26 Juni: Klaim Golden Gloo Wall dan Diamond
- 5 Mobil Lawas Seharga Honda BeAT 2025: Cocok Untuk Pemula, Mesin Tak Gampang Rewel
- 5 Mobil Bekas Merek VW Termurah: Semiring Harga Avanza Bekas
- 8 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Desain Mewah Rp 80-100 Juta: Ada BMW dan Honda
Pilihan
-
Timnas Indonesia Awas Kebingungan! Malaysia Punya 5 Pemain Bernama Danish di Piala AFF U-23 2025
-
Kemenkeu Ungkap Prabowo Tebas 145 Peraturan Sektor Pertanian, Dampaknya Bikin Ngeri!
-
Penjual E-commerce Kena Pajak, Kemenkeu Minta Para Pelapak Tenang
-
Bukan Kanan Atau Kiri, Ini Jalan Ekonomi yang Diambil Prabowo
-
Dugaan Malpraktik Dokter Senior RSCM, Terancam Karier Tamat Hingga Penjara 5 Tahun
Terkini
-
Program Gratis Iuran Sampah Kota Makassar Berlaku Juli 2025, Siapa Saja Berhak?
-
Surga Pendaki! Jelajahi 6 Gunung Ikonik di Sulawesi Selatan Plus Kisah Horor
-
Pecinta Kuliner Wajib Merapat! Ada Surga Kuliner Legendaris di Festival Gojek Makassar
-
Turis Polandia Ngamuk di Maros Gara-gara Dibilang 'Crazy'? Ini Kronologi Lengkapnya!
-
Bagaimana Menjamin Mutu Sekolah Rakyat Presiden Prabowo?