Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 11 April 2022 | 23:09 WIB
Seorang pengunjuk rasa disergap polisi berpakaian preman di Jalan AP Pettarani Makassar, Senin 11 April 2022 [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Seorang pengunjuk rasa di Jalan AP Pettarani Kota Makassar tidak sadar sedang diawasi polisi berpakaian preman. Memakai penutup kepala hitam, pria tersebut terus melempar batu ke arah polisi.

Sementara teman-temannya yang lain berada jauh di belakangnya. Saat pria tersebut maju, dari arah belakang dan samping berlari sejumlah polisi berpakaian sipil. Langsung membekuk pengunjuk rasa yang mencuri perhatian. Karena terus-menerus melempar batu ke arah barikade polisi.

Aksi penyergapan di tengah jalan ini terekam kamera. Polisi kemudian mengamankan pengunjuk rasa tersebut. Sementara teman-temannya yang lain berlari menjauh sambil melempari polisi.

Mengutip Antara, belasan orang diduga perusuh saat mengikuti aksi unjuk rasa menolak penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden yang berujung ricuh ditangkap polisi usai dibubarkan paksa aparat keamanan di Kota Makassar.

Baca Juga: Pelatih Portugal Bernando Tavares Jadi Nakhoda Baru PSM Makassar

"Dari pendorongan tadi saat mereka melempari anggota, kami amankan kurang lebih 10 orang," ujar Kapolda Sulsel Irjen Pol Nana Sudjana usai rapat koordinasi di show room Kalla Toyota, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Senin 11 April 2022.

Namun demikian, jumlah diduga perusuh yang ditangkap anggota, kata dia, dimungkinkan masih bisa bertambah, sebab, petugas terus menyisir di lapangan, karena masih terjadi gejolak aksi mahasiswa berkumpul di area kampus seperti UNM, Unismuh dan UMI Makassar yang hendak dibubarkan petugas.

Ia menambahkan, kericuhan dalam demo mahasiswa tersebut dipicu oknum kelompok tertentu melempari pagar serta kantor DPRD Sulsel dengan batu. Telah diperingatkan, namun tidak digubris para pelaku.

"Mereka ini sudah kita peringatkan (mahasiswa) untuk menghentikan pelemparan, karena akan merusak apalagi kantor pemerintah dan juga dewan, tapi tidak digubris," katanya kepada wartawan.

"Mau tidak mau kita lakukan pendorongan, tetapi kita sampaikan persuasif, namun mereka tidak mendengarkan. Terpaksa kita gunakan gas air mata" paparnya menambahkan.

Baca Juga: Demo 11 April di Bali Nyaris Ricuh, Puluhan Massa Hendak Merangsek ke Gedung DPRD

Sejauh ini, kondisi di sejumlah titik seperti di wilayah jembatan layang, jalan Urip Sumoharjo dan Andi Pangeran Pettarani, kata Nana, sudah mulai kondusif, arus lalulintas mulai lancar.

Sebelumnya, mahasiswa terlibat bentrok dengan aparat keamanan, saat berusaha mendobrak pagar kantor DPRD Sulsel. Walaupun sudah diterima pimpinan DPRD setempat dan akan menindaklanjuti tuntutan mereka soal polemik pemilu itu dan persoalan sosial lainnya ke tingkat pusat, tapi mereka tetap tidak bergeming.

Karena aksi oknum kelompok tertentu akan merusak fasilitas umum, polisi langsung mengambil langkah tegas membubarkan kerumunan dengan tembakan gas air mata, tetapi dibalas lemparan batu.

"Saat ini masih terus kita lakukan identifikasi (diduga pelaku terlibat). Kalau petugas yang terluka belum ada laporan masuk," ujar mantan Kapolda Jawa Barat itu.

Sedangkan jumlah massa yang turun ke jalan dalam demonstrasi tersebut, kata Kapolda, diperkirakan lebih dari 2.000-an orang.

Load More