SuaraSulsel.id - PT Vale Tbk turut berupaya untuk mewujudkan transisi energi di Indonesia. Apalagi dekarbonisasi atau emisi nol persen adalah tekad semua negara di dunia untuk memerangi pemanasan global.
President Director PT Vale Febriany Eddy mengatakan dekarbonisasi jelas jadi tantangan bagi perusahaan yang dipimpinnya. Apalagi penambangan nikel menghasilkan emisi karbon yang cukup besar.
Hal tersebut, kata Febri, bisa merusak lingkungan jika tidak dikelola dengan tepat. Makanya, perlu dilakukan secara berkelanjutan.
"Penambangan harus dilakukan dalam waktu yang berkelanjutan. Akan sangat ironi apabila penambangan nikel tidak dilakukan secara berkelanjutan," ujarnya, Selasa, 22 Maret 2022.
Ia menjelaskan secara global, hampir semua negara beralih ke energi yang terbarukan. Salah satunya adalah penggunaan mobil listrik.
Namun salah satu bahan baku pembuatan baterai mobil listrik adalah nikel. Akibatnya, kebutuhan nikel diprediksi akan meningkat pesat.
Kata Febri, Indonesia bersyukur karena punya cadangan nikel yang besar sekali. Karena itu, negara kita dianggap punya peran krusial untuk membantu dunia menjalani peta dekarbonisasi.
"Akan banyak investasi yang masuk. Ini disyukuri. Namun kita harus memperhatikan dan memastikan bahwa alam kita ditambang dengan cara berkelanjutan," ujarnya.
Namun pihaknya mengupayakan nol emisi karbon bisa tercapai pada tahun 2050. Setahun lebih cepat dari upaya pemerintah pusat yang menargetkan emisi nol persen pada tahun 2060.
Baca Juga: Jaga Pasokan Batubara Dalam Negeri, Sri Mulyani Tetapkan Denda dan Kompensasi
"Ini tantangannya semakin hari semakin besar, karena aktivitas tambang masyarakat setempat di sana juga semakin banyak. Tapi kami komitmen menurunkan peta emisi karbon," kata Febry.
Pemerintah pusat sendiri sudah mencanangkan target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada tahun 2030. Jika ada bantuan dari dunia internasional, maka emisi ini bisa mencapai 40 persen pada tahun yang sama.
Kata Febriany, salah satu wujud upaya PT Vale menekan emisi karbon adalah dengan membangun tiga PLTA berkapasitas 356 megawatt. 10 megawatt diantaranya diserahkan ke warga sekitar melalui PLN.
Hal tersebut bisa mengurangi sekitar 1 juta ton Co2eq per tahun. PT Vale bahkan menghentikan konversi batubara untuk menghindari tambahan 200 ribu Co2eq per tahun. Hal tersebut menghemat biaya hingga USD40 juta.
Vale, kata Febri, juga memanfaatkan teknologi mutakhir untuk memastikan kualitas air limpasan tambang. Hal tersebut sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan pemerintah.
Kemudian ada 2,5 hektare lahan yang disiapkan untuk kebun pembibitan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Pelajar SMA di Kota Makassar Tewas Kena Tembak
-
'Sudah Lama Saya Marah!', Profesor Unhas Bongkar Sejarah Lahan di Tanjung Bunga
-
Bank Mandiri Resmi Buka Livin Fest 2025 di Makassar, Sinergikan UMKM dan Industri Kreatif
-
GMTD Diserang 'Serakahnomics', Kalla Ditantang Tunjukkan Bukti
-
Dugaan Korupsi Pengadaan Bibit Nanas di Sulsel, Kejati Kejar Dana Rp60 Miliar