SuaraSulsel.id - Kepala Humas Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Jeirry Sumampow mengatakan, Presiden Joko Widodo tidak cukup hanya menyerukan kewaspadaan dan kehati-hatian masyarakat. Untuk menyikapi kemungkinan berkembangnya situasi ekonomi yang sulit.
“PGI mencermati sungguh-sungguh situasi sulit yang sedang berkembang dan berharap pemerintah dapat segera melakukan intervensi. Untuk mengatasi kelangkaan bahan pokok dan kenaikan harga. Guna memperkuat ketahanan masyarakat,” ujar Kepala Humas PGI Jeirry Sumampow, Senin 7 Maret 2022.
Mengutip BeritaManado.com -- jaringan Suara.com, PGI prihatin dengan dampak pandemi Covid-19 dan melemahnya kondisi ekonomi masyarakat.
Belanja konsumen yang melemah akibat Covid-19, akan semakin dilemahkan bila perang Rusia dan Ukraina semakin meluas.
Baca Juga: Harga Bahan Pokok Naik, KSP Ajak Warga Indonesia Makan Singkong, Ubi, dan Porang
Terlebih dalam seminggu terakhir telah terjadi kenaikan tarif tol, elpiji, BBM, dan bahan pokok lainnya.
Kelangkaan barang dan kenaikan harga terjadi pada berbagai komoditi. Seperti minyak goreng, kedelai untuk tahu tempe, daging sapi, dan daging ayam.
Masyarakat Harus Hidup Sederhana
PGI juga mengimbau warga gereja dan masyarakat secara umum. Untuk sedapat mungkin membatasi gaya hidup konsumerisme.
Sebaliknya mengembangkan pola hidup ugahari yang mengarus-utamakan laku hidup sederhana dan kesediaan untuk saling membantu antara sesama warga bangsa.
Baca Juga: Bukan Jokowi, Ternyata Ini Para Tokoh yang Mengusulkan Agar Pemilu 2024 Ditunda
“Dalam solidaritas global, bersamaan dengan perayaan minggu-minggu pra-Paskah, PGI mendorong gereja-gereja anggota untuk terus berdoa bagi mereka yang menderita akibat kebrutalan perang di Ukraina. Semoga perang segera dihentikan, sehingga pemulihan dampak perang terhadap kemanusiaan dan lingkungan bisa segera digalakkan. Tuhan berkati,” pungkas Sumampow.
Covid-19 belum reda, masyarakat kembali diperhadapkan dengan situasi perang Rusia-Ukrania. Berakibat pada melonjaknya harga energi dunia, terutama gas alam.
Menurut PGI, peningkatan harga energi akan berpengaruh langsung terhadap seluruh rantai pasokan yang menyebabkan harga berbagai barang turut naik. Seiring meningkatnya inflasi di banyak negara.
Gunakan Produk Dalam Negeri
Presiden Joko Widodo beberapa hari lalu mengingatkan harga barang-barang terindikasi alami kenaikan karena ketidakpastian ekonomi global.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Edy Priyono menegaskan, peringatan Presiden Jokowi harus disikapi dengan bijak dan tidak perlu memunculkan kekhawatiran secara berlebihan.
Justru kondisi tersebut, kata dia, harus dijadikan momentum untuk mulai menguatkan produksi dalam negeri dan mengurangi konsumsi barang-barang impor.
“Apa yang disampaikan bapak Presiden mengandung satu pesan kunci, yakni kita harus berani berubah dan berani mengubah,” tegas Edy Priyono.
Menurut Edy, ketidakpastian ekonomi global akibat pandemi COVID-19 berkepanjangan ditambah munculnya konflik Rusia-Ukraina, berimplikasi pada produksi dan konsumsi.
Pada sisi konsumsi, ungkap Edy, masih ada ketergantungan terhadap barang-barang impor. Seperti LPG, kedelai, dan gandum, yang menyebabkan terjadinya lonjakan harga.
Dalam jangka pendek, ujar dia, pemerintah tidak punya banyak pilihan, yakni tetap mempertahankan harga agar tidak naik dan stabil, dengan memberikan subsidi.
Ia mencontohkan LPG subsidi 3 kilogram yang porsi konsumsinya mencapai 93 persen. Meskipun tren harga kontrak Aramco (CPA) mengalami kenaikan sebesar 21 persen dari rata-rata CPA akibat konflik Rusia-Ukraina, namun pemerintah tidak menaikkan harga LPG subsidi. Tetap mengacu pada Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Pemerintah memberikan subsidi sekitar Rp 11 ribu per kilogram. Sehingga masyarakat dapat membeli LPG subsidi 3 kilogram dengan harga yang terjangkau,” terang Edy.
Berita Terkait
-
Link Live Streaming Misa Harian Dan Misa Natal Gereja Katolik di Indonesia
-
Gereja Kingmi: Program Transmigrasi Ancam Kehidupan Orang Asli Papua
-
Nge-Vlog Bareng Iriana, Jokowi Hari Ini OTW ke Jakarta buat Nengok Cucu: Bismillah
-
Donald Trump Menang Pilpres Lagi, Pimpinan Komisi I DPR Harap Hubungan RI-AS Dilanjutkan
-
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Peran Tom Lembong Selama Membantu Pemerintahan Jokowi
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Meutya Hafid Copot Prabu Revolusi, Tunjuk Molly Prabawaty Jadi Plt Dirjen Kementerian Komdigi
- Ragnar Oratmangoen ke Media Belanda: Mimpi ke Piala Dunia itu...
- Segini Kekayaan Prabu Revolusi: Dicopot Meutya Hafid dari Komdigi, Ternyata Komisaris Kilang Pertamina
- dr. Oky Pratama Dituding Berkhianat, Nikita Mirzani: Lepasin Aja...
Pilihan
-
Apa Itu Swiss Stage di M6 Mobile Legends? Begini Sistem dan Eliminasinya
-
Bagaimana Jika Bumi Tidak Memiliki Atmosfer?
-
Dirut Baru Garuda Langsung Manut Prabowo! Harga Tiket Pesawat Resmi Turun
-
Pandji Pragiwaksono Sindir Sembako 'Bantuan Wapres Gibran' Pencitraan: Malah Branding Sendirian
-
Bansos Beras Berlanjut Hingga 2025, Siapa Saja yang Dapat?
Terkini
-
Mahasiswa Korban Pelecehan Dosen Menunggu Permintaan Maaf Unhas
-
Beda Perlakuan Unhas ke Dosen Pelaku Pelecehan Seksual dan Mahasiswa Pesta Miras
-
Progam Special BRIguna, Suku Bunga Mulai dari 8,129% dan Diskon biaya Provisi 50%
-
Berani Jujur! 3 Kepala KUA di Takalar Kembalikan Uang Gratifikasi dari Calon Pengantin
-
Kalah Pilkada 2024 Tidak Boleh Langsung Menggugat ke MK, Ini Aturannya