Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 01 Maret 2022 | 14:40 WIB
Rumah Hijau Denassa fokus pada konservasi, edukasi, dan literasi di atas lahan seluas 1,1 hektare di Borongtala, Kelurahan Tamallayang, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan [SuaraSulsel.id/Istimewa]

Kedekatannya dengan kedua orangtuanya, membuat dia mendedikasikan RHD pada keluarganya. Di sini, tambahnya, ada pelataran yang dia persembahkan untuk bapaknya, Mappasomba.

Juga ada pelataran Karannuang yang dia persembahkan untuk ibunya. Selain itu, dia telah membuat semacam cetak biru (blue print) tentang RHD beberapa puluh tahun ke depan untuk diwariskan ke anak-anaknya.

RHD ini terus berkembang dan telah dikunjungi oleh peminat isu lingkungan dari 72 negara. Dimulai dengan kegiatan eko wisata, RHD kini punya lokasi baru yang disebut Sawahku, di bekas pembuatan batu bata. Di sana ada kebun Denassa yang merupakan denassa botanical garden.

Kepada Agus K Saputra, Rusdin Tompo, dan Maysir Yulanwar, dia menyampaikan mimpinya. Dia berharap, ada anak yang pernah berkunjung di RHD, akan jadi orang baik.

Baca Juga: Pencegahan Asap Karhutla di Tengah Pandemi Corona

Bayangkan, katanya, bila anak baik itu jadi Wali Kota Makassar atau Bupati Gowa, berapa banyak orang yang akan rasakan manfaat dari kebaikan kebijakannya.

Rumah Hijau Denassa fokus pada konservasi, edukasi, dan literasi di atas lahan seluas 1,1 hektare di Borongtala, Kelurahan Tamallayang, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan [SuaraSulsel.id/Istimewa]

Bayangkan, kalau anak baik itu jadi Gubernur Sulawesi Selatan, maka akan semakin banyak orang yang rasakan kebaikannya. Begitupun selanjutnya, pada jabatan-jabatan publik yang lebih tinggi dengan skop wilayah kekuasaan yang luas.

"Kalau semakin banyak anak yang pernah berkunjung di sini jadi orang baik, tentu manfaat atas kebaikannya jauh lebih banyak lagi," terangnya.

Salah satu sekolah yang pernah melakukan trip ke RHD adalah SD Negeri Borong, Makassar, tahun 2019. Saat itu, anak-anak diberi hadiah ayam dan sayur-mayur usai mengikuti lomba menggambar. Denassa mengatakan, itu merupakan cara dia memperkenalkan keanekaragaman hayati pada anak-anak sejak dini.

"Kita butuh orang jujur dan kreatif. Karena kita punya banyak orang cerdas tapi belum tentu jujur dan baik. Begitu pula, negara kita ini kaya, jadi kita butuh orang kreatif untuk mengelolanya," imbuhnya.

Baca Juga: PT Energi Unggul Persada Disebut Tak Kooperatif Soal Lingkungan di Bontang, Fraksi An-Nur Setuju Buat Pansus

Kontributor: Rusdin Tompo

Load More